Suatu hari aku sedang berkendara, kusaksikan gambar gambarku sebagai Caleg di banner dan baliho-baliho besar terpampang di jalanan. "Ganteng juga", batinku. Tiba-tiba ada suara di dada yang kecil namun jelas menyergah perasaanku, "koq aku jadi narsis begini...?".
Astaghfirullah, gara-gara tuntutan demokrasi kenapa aku jadi narsis seperti ini? Tuntutan pemilu mengharuskanku memajang-majang gambar, agar dikenal dan dipilih masyarakat. Untunglah gambarku hanya ada tulisan informasi foto, nomor 4 dan nama, serta tulisan "Pelayan Rakyat" yang memang menjadi cita-citaku. Tidak ada tulisan Pilih aku, atau contreng aku.
Ya Allah.... Semoga ini bukan berarti aku minta-minta jabatan. Karena jika aku minta dan nanti tidak sanggup melaksanakan amanah, bagaimana pertanggungjawabanku kepadaMu. Tiba-tiba air mata ini menetes, aku nyetir sambil menangis. Kunikmati tangisku, biar aja toh gak ada orang denger atau lihat...
Tiba-tiba kuteringat lagu Muhasabah Cinta yang sering kunyanyikan :
Wahai Pemilik Nyawaku Betapa lemah diriku ini Berat Ujian dari Mu Kupasrahkan semua pada-Mu...
Ya Allah benar-benar berat ujian ini. Ujian pengorbanan, ujian keikhlasan, ujian ukhuwwah dan kemampuan bertawakal. Doakan ya teman-teman, aku sanggup mengemban amanah ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar