Sabtu, 16 April 2011

Ikhtiar Maksimal dan TAWAKAL, Kunci Kemenangan

Tulisan lama digubah sedikit di akhir, pas utk kondisi sekarang:

Kita sudah melakukan yang terbaik selama kampanye yang melelahkan, sudah action dengan baksos, direct selling, canvassing, silaturahim tokoh. Sudah pasang alat peraga, stiker, spanduk, menyiapkan saksi dll. Kita harus menyadari bahwa semua itu hanyalah prasyarat kemenangan yang merupakan prerequisite yang harus kita lakukan. Namun kemenangan 100% adalah Allah yang tentukan.

Kita harus ikhtiar maksimal, punya jiwa pengorbanan (ruhut-tadhhiyah) yang tinggi baik tenaga, dana maupun pikiran. Namun pasca itu semua, harus sadar bahwa, BUKAN ITU SEMUA YANG MENYEBABKAN KEMENANGAN!

Ketika kita bergantung pada diri kita, ikhtiyar yg sudah kita lakukan, atau bergantung pada pihak lain, maka Allah SWT akan menyerahkan hasilnya pada apa yang kita gantungi tersebut. Namun, ketika kita hanya bergantung pada Allah, menyerahkan urusan (wakala - tawakal) hanya kepada-Nya, maka kuasa dan kehendak-Nya yang akan bekerja.

Bismillahi tawakkaltu 'alaLlahi walaa haula walaa quwwata illa biLlah, kekuatan hanya milik Allah, kita manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Ketika kita hanya menggantungkannya pada yang maha ALLAH semata, dan mengakui bahwa kita NOL, maka lihatlah berapa hasil dari 1 (SATU) dibagi 0 (NOL)? Kita akan bisa mengakses kekuatan yang tidak berhingga.

Renungkanlah do'a berikut, resapi maknanya, insya Allah kita akan mengakui kelemahan diri dan air mata bercucuran tiada henti:

"Yaa Hayyu yaa Qoyyuum, yaa badii'as samaawaati wal-ardh, yaa Dzal Jalaali wal Ikraam. Laa ilaaha illa Anta birahmatika nastaghiits. Ashlih lanaa sya'nanaa kullahu. Walaa takilnaa ilaa anfusinaa thorfata 'ainin. Walaa ilaa ahadin min kholqika"

Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Mengurus. Wahai Yang Maha Menciptakan langit dan bumi. Wahai Yang Memiliki Kegagahan dan Kemuliaan. Tidak ada Tuhan selain Engkau, dengan rahmat-Mu kami meminta pertolongan. Bereskanlah semua urusan kami. Jangan Engkau serahkan diri kami kepada penguasaan kami walaupun hanya sekejap mata. Dan jangan pula kepada seorangpun dari hamba-hamba-Mu.

Mari pada hari tenang ini, kita menyadari, meluruskan kesadaran. Serahkan urusan kepada Allah SWT dan mengakui kelemahan dan betapa kecil dan kerdil diri kita. Mendekatlah kepada-Nya, bermunajatlah dan khouf dan raja'. Jangan sia-siakan sepertiga malam terakhir. Buang kesombongan diri, merasa telah berbuat banyak, telah keluar uang banyak, telah menyelenggarakan banyak acara, karena bukan itu semua yang menyebabkan kemenangan. Jauhi makshiyat sekecil apapun juga pada saat ini, karena makshiyat dan dosa akan menghijab do'a kita tidak sampai kepada Allah.

Maka "keajaiban" akan hadir. Apalagi pemilu soal pilihan hati, dan Dia-lah yang Maha Membolak-balikkan Hati.

Teringat, menjelang pertempuran pembebasan Palestina, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi membariskan seluruh pasukan. Beliau memanggil ke depan beberapa puluh orang dan menyuruh mereka pulang ke ibukota dan tdk usah ikut berperang, kenapa? Karena, dalam inspeksi, mereka dijumpai tidak pernah qiyamul lail dan tidak pernah membaca Al-Quran. Beliau tidak ingin kehadiran orang-orang ini akan menghalangi kemenangan dari Allah SWT. Bagaimana dengan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar