Rabu, 28 September 2011

Tentang KESETIAAN

Puisi BJ Habibie untuk Almarhumah Istrinya:

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,

Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

Selamat jalan, calon bidadari surgaku...

BJ. HABIBIE:)

Nothing is more noble, nothing more venerable than FIDELITY. FAITHFULNESS and Truth are the most sacred excellences and endowments of the human mind.

Kebanyakan kisah yg indah dikenang, yg mampu menumpahkan air mata, adalah tentang KESETIAAN

Kesetiaan kpd kekasih, tanah air, dan kesetiaan paling puncak pada Sang Pencipta

Wa man aufaa bima 'aahadallahu 'alaihi fasayu'thiihi ajran 'azhiima
(Agungy)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar