Episode lain yang mampu menguras air mata kita, adalah saat meninggalnya Sa'ad bin Mu'adz.
Beliau terkena panah dalam perang Khandaq.
Ketika menjemput syahid, ia berkata :
"Aku telah berdoa kepada Allah (agar membiarkanku hidup) bila masih harus menunggu peperangan dengan orang Quraisy.
dan apabila Allah menentukan kita harus berperang dengan mereka.
Agar menjadikanku syahid...
Ketika sudah selesai perang dan urusan dengan bani Quraizhah, aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda: "Mereka tak akan memerangi kita setelah ini"
maka air mataku pun menetes sehingga aku pun tahu bahwa Islam mulai saat ini sudah menang, bukan kalah.
duri-duri pun sudah hilang dan orang-orang musyrik akan tertinggal.
sungguh aku berharap kepada Allah agar mengabulkan doaku (untuk menjadi syahid)".
[Kemudian Sa'ad, menghembuskan nafas terakhirnya, menuju Zat yang sangat mencintainya]
Sungguh teladan yang sangat mulia. Shahabat yang menghendaki hidupnya hanya untuk berjuang. Seorang mulia yang telah memenuhi janjinya kepada Allah.
Hingga kemudian Ummu Sa'ad meratapi meninggalnya Sa'ad. Bilal menegur Ummu Sa'ad agar jangan meratapi, "Janganlah engkau meratap, wahai Ummu Sa'ad! Tapi bersabar dan bermuhasabahlah, Allah menyukai kesabaranmu".
Namun Umar berkata:
"Biarkan ia, wahai Bilal... Karena Rasul S.A.W. bersabda:""Setiap peratap itu berpura-pura kecuali untuk Sa'ad bin Mu'adz"".
Wahai saudaraku...
Sudah sejauh mana perjuangan dan pengorbanan kita?
Astaghfirullah.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar