Senin, 18 April 2011

Kultwit tentang Tilawah Al Quran saat #MiladPKS

Sumber Twitter @agungyul
  1. Saya msh terkesan dg Tilawah Quran saat #MiladPKS. Seakan Allah SWT menurunkan rangkaian ayat tsb demikian tepat utk PKS
  2. Dimulai dari Al Anfal 60; utk mempersiapkan semua kekuatan yg bisa menggentarkan lawan.... #MiladPKS
  3. Alhamdulillah 300.000 peserta mhadiri #MiladPKSmembuktikan PKS makin solid setelah diserang kanan kiri atas bawah
  4. Berbagai serangan berseri kpd PKS ternyata justru menambah solid massa akar rumput #MiladPKS
  5. Ayat "haditsulifki" yakni fitnah kpd A'isyah, "kamu menyangkanya buruk bagimu, padahal membawa kebaikan bagimu #MiladPKS
  6. Menghadirkan ratusan ribu orang dengan menguras dompet para kader, Allah akan membalas berlipat infaq Anda di #MiladPKS
  7. Di akhir ayat 8/60: "Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu" #MiladPKS
  8. ayat ke 61: "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah."
  9. Islam condong kpd perdamaian. Bacalah buku Fiqh Jihad Yusuf Qaradhawy yang baru. Jihad Madany dibutuhkan saat ini
  10. Jihad di bid sosial mengentaskan kemiskinan dan pendidikan, jihad ekonomi dan juga jihad politik. Yuk berjihad!
  11. Ayat ke 62: Dan jika mrk bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu).....
  12. Ayat 62: ... Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin. Subhanallah pas dg kondisi kita
  13. Ayat ke 63 yg bikin nangis sampai air mata ndlewer. Kalo ga malu ama kanan kiri bisa kejer nangisnya #MiladPKS
  14. Ayat 63: dan Allah Yang mempersatukan hati mereka (orang2 yg beriman).... #MiladPKS
  15. ...Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tdk dpt mempersatukan hati mrk...
  16. akan ttp Allah tlh mempersatukan hati mrk. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.
  17. Siapa yg mempersatukan hati ratusan ribu orang yg hadir di GBK ini? Allah! bukan uang, jabatan... #MiladPKS
  18. Dan ayat berikutnya cerita ttg janji kemenangan. 2 mengalahkan 20, 100 mengalahkan 1000. Syarat: beriman dan shabar
  19. Sekian.. Selamat beraktivitas

Sabtu, 16 April 2011

Positive Feeling 02

Ciptakan Positive Feeling dalam setiap event Anda. Maka rasa Positif akan muncul ketika Anda melakukan event yg sama di masa yad! Inilah Inti Sukses dan Bahagia.

Seorang anak yg merasa senang ketika datang pertama kali ke sekolah. Maka rasa senang akan muncul kembali ketika setiap ia akan ke sekolah.

Sebaliknya jika seorang anak merasa kesal, marah, sebal ketika pertama kali ke sekolah. Maka rasa itu akan muncul kembali setiap ia akan ke sekolah di masa yad.

Maka sertai setiap event Anda dg rasa syukur, ikhlas dan bahagia, maka rasa inipun akan muncul dalam setiap events Anda. Dibuktikan dengan hadirnya senyum, keramahan dan kedermawanan.

Jalan Hidup Sederhana Para Miliarder

Lebih mudah mencari uang daripada membelanjakannya. Anda percaya katakata itu? Namun, itulah jargon Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia yang menghimpun pundi-pundi harta sampai 47 miliar dolar AS. Kalimat ini tentu mudah diucapkan para miliarder yang kelebihan duit. Namun, Buffet benar-benar serius dengan ucapannya itu.

Pada 2006 dia menghibahkan 83 persen kekayaannya senilai 37 miliar dolar AS yang sebagian besar dalam bentuk saham ke Yayasan Bill Gates, pemilik Microsoft yang menjadi orang terkaya nomor dua dunia. Dua persen lagi kekayaannya juga dihibahkan ke berbagai yayasan dan proyek amal.

Setahun sebelumnya, Buffet dan Gates bertemu secara pribadi. Pertemuan hanya dijadwalkan berlangsung setengah jam. Ketika keduanya bersua, pertemuan molor sampai 10 jam. Gates menjadi pe ngagum berat Buffet.

Hingga kini, Buffet masih tinggal di rumah yang dibelinya 50 tahun lalu seharga 31.500 dolar AS di Omaha, Nebraska. Rumah yang cukup besar, tapi sederhana, masih seperti ketika pertama kali dibeli. Bentuk rumah berdinding kayu tanpa pagar itu bahkan lebih mirip gudang pertanian ( barn) model gambrel.

Setiap hari Buffet membawa sendiri mobilnya Cadillac DTS tanpa sopir pribadi, bahkan pengawal. Walau perusahaan investasi miliknya, Berkshire Hathaway, mengendalikan 63 perusahaan, sang bos besar tak pernah membawa telepon genggam. Buffet juga jarang bergaul dengan kalangan jetset. Selesai dari kantor dia langsung pulang ke rumah, membuat popcorn dan nonton televisi, atau memainkan ukulele.

Satu-satunya kemewahan yang tampak hanyalah pesawat jet pribadi Gulstream IV milik Berkshire Hathaway, yang sebelumnya enggan dia beli karena dianggap pemborosan. Kebetulan Berckshire ju ga menguasai perusahaan penye waan jet pribadi, Netjets, dan Exe cutive Jet Aviation. Ketika ditanya mengapa tak membeli yacht, dia bilang, Kebanyakan dari mainan itu hanya bikin pening kepala.

Menyumbang diam-diam Gaya hidup miliarder yang seperti orang kebanyakan tak hanya dilakoni Buffet. Carlos Slim, raja telekomunikasi Meksiko de ngan kekayaan 53 miliar dolar AS dan baru saja menjadi orang terkaya dunia mengalahkan Bill Gates, juga masih tinggal di rumah yang sama selama 40 tahun. Slim pun tak punya pesawat jet pribadi atau kapal pesiar yacht.

Ingvar Kamprad, pendiri perusahaan furnitur Ikea dari Swedia, terkenal dengan kutipannya, Orang-orang Ikea tidak suka bermobil mewah atau menginap di hotel mahal. Prinsip itu berlaku juga baginya. Kamprad suka terbang dengan pesawat kelas ekonomi. Bila bepergian, ia sering menggunakan angkutan umum atau mengendarai mobil tuanya, Volvo 240 GL.

Frederik Meijer juga mirip Kamprad. Pemilik jaringan hipermarket Meijer di kawasan Midwest, Amerika Serikat (AS), ini mempunyai kekayaan 5 miliar dolar AS. Namun, Meijer me ngendarai mobil biasa sampai mo bil itu benar-benar mogok. Selain hanya memakai penerbangan kelas ekonomi, di luar kota Meijer memilih menginap di motel.

Tapi, yang paling unik dari semuanya adalah Chuck Feeney, pendiri Duty Free Shoppers Group Ltd (DFS). Dia punya moto, Saya dibentuk untuk bekerja keras, bu kan untuk menjadi kaya. Feeney kebetulan lahir dari keluarga miskin. Kini, dia sudah kaya raya, tapi tetap bekerja keras dan juga beramal besar. Feeney mendona sikan 600 juta dolar AS ke almamaternya Cornell University, ke berbagai sekolah, pusat riset, dan rumah sakit.

Sekitar 3,5 miliar dolar AS hasil penjualan sahamnya di DFS tahun 1984 masuk sebagai dana milik yayasan amalnya. Semua itu disumbangkan oleh pria keturunan Irlandia itu secara rahasia. Yayasan amalnya sengaja didirikan di Bermuda untuk menghindari kewajiban keterbukaan informasi dari kantor pajak AS.

Sampai akhirnya awal 1998, muncul sengketa dengan Robert Miller, sesama pendiri DFS, dalam penjualan saham DFS oleh yayasan amalnya. Terbongkarlah amal-amal sumbangan Feeney ke publik dan memaksanya turun gunung. Urusan uang memang menarik bagi banyak pihak. Tapi, tak ada yang bisa memakai dua pasang sepatu secara bersamaan,ucap Feeney kepada harian New York Times.

Ucapan itu menjelaskan kenapa sampai tahun 1998 hartanya tinggal 5 juta dolar AS. Feeney bahkan tak punya rumah ataupun mobil, dan lebih sering menggunakan angkutan umum. Anakanak Feeney pun dibesarkan sebagai anak orang biasa yang menghabiskan liburan musim panasnya dengan bekerja. Arloji yang dipakainya pun hanya seharga 15 dolar AS. Bahkan, orang terdekatnya mengatakan,Kalau dijual pun hanya laku 5 dolar AS. ap/times/business week

Contoh lainnya orang yang menjalankan 'pola hidup sederhana' adalah Azim Hasham Premji. Pendiri Wipro (Perusahaan consultan dan outsorcing) yang beberapa tahun menempati tahta sebagai orang terkaya di India (Konon pernah kekayaannya melebihi Bill Gates) ini terkenal menerapkan pola hidup sangat 'frugal' (antara sederhana dan irit).

Kemana-mana mengemudikan sendiri mobil Corollanya, naik pesawat selalu kelas ekonomi, bila sedang mengunjungi kantor cabang selalu tidur di mess perusahaan dan bukannya hotel bintang lima.

Di kalangan bisnis dan Wipro juga dikenal berusaha secara 'bersih', menolak memberikan suap pada pejabat-pejabat di India. No mean feat, untuk seorang pengusaha di negara yang rating suapnya tidak terlalu jauh beda dengan Indonesia. Yang jelas beliau terlahir di keluarga Muslim di Gujarat.

Pesan dan Kesan Peserta Spiritual Healing

Alhamdulillah Spiritual Healing terlaksana dengan sangat memuaskan. Jumlah peserta 37 orang. Berikut komentar-komentar peserta. Komentar-komentar singkat tidak disertakan :

Aditya, Pasar Rebo Jakarta Para nara-sumbernya berkompeten dan ahli di bidangnya. Alhamdulillah ini seperti kuliah singkat padat tapi suatu yang luar biasa… ternyata Subhanallah ilmu2x kesehatan Islam itu sangat sempurna. Sangat banyak yang baru saya sadari dan menyesal baru mengetahui ini sekarang.

Zulfa, Bekasi Selama saya mengikuti Spiritual Healing ini hati saya sangat tersentuh. Untuk materinya sangat bagus, terutama di saat Pak Agung memberikan bagaimana caya khusyu’, selama ini saya sholat jarang / tidak pernah khusyu’. Alhamdulillah, saya jadi tau apa saja yang dihalalkan dan diharamkan ternyata yang slama ini saya pakai masih ada yang berbau syubhat. Saya jadi tahu cara mendeteksi penyakit lewat telapak tangan.

Eviaty, Cijantung Spiritual Healing insya Allah dapat mengubah mind-set (pola pikir) kita dari yang lebih banyak negative thinking menuju ke arah positive thinking, memotivasi selalu dapat bersyukur atas rahmat Allah yang kita anggap sedikit padahal begitu luas seperti samudera. Tiada yang lebih indah daripada merasakan kecintaan dan kedekatan kita kepada Allah melalui shalat-shalat yang khusyu’ dan itu perlu perjuangan dari diri kita, bermula dari makanan dan minuman yang jelas halalnya. Trainernya penuh semangat dan enerjik. Training ini bs menjadi solusi umat.

Panggih W, Jakarta

Alhamdulillah, mengikuti Spiritual Healing ini semakin merasakan kejayaan Islam. Dan kejayaan itu telah nyata dan sedang berjalan yakni dengan tegaknya Farmasi Islam.

Nurmadiah, Jakarta Setelah saya ikut Spiritual Healing ini saya baru sadar kalau saya bukan orang lemah, saya bukan orang miskin, saya ini kuat, sehat dan kaya. Kemudian mata hati saya terbuka, saya lihat tangan saya ada mengalir darah dari barang syubhat yang saya tidak kuasa menolaknya. Ilmu saya bertambah, keyakinan saya bertambah, teman2 saya juga bertambah, dan kalo saya sukses insya Allah semua yang saya inginkan juga bertambah. Dan yang terpenting saya bisa selalu ber-husnuzhan kepada Allah.

Zainal Abidin, Jakarta Presentasi sangat bagus dan saya sangat senang sekali bisa ikut Spiritual Healing. Dengan adanya Spiritual Healing saya merasa hidup kembali jiwa dan raga saya. Saya merasa bangkit dari tidur panjang dan tidak terasa sampai sebelum ikut Spiritual Healing ini? Sekarang saya bisa lebih tau mana produk halal dan haram. Saya bisa lebih tahu mengenai obat2 herbalis …

Suriyono, Jember Jatim

Luarrrrr Biaasa, Dahsyat, Allohu Akbar... Subhanalloh, terasa seperti bangun dari tidur panjang, setelah mengikuti tahapan demi tahapan Spiritual Healing, saya merasakan lebih fresh, hati menjadi lapang, semua terasa menjadi mudah, optimis, optimis, optimis. Saya akan menjadi pribadi yang sukses, bermanfaatm baik untuk pribadi maupun orang lain. Allohu Akbar.

Elis Latifah, Jakarta

Kesan saya ikut Spiritual Healing, asyik, enjoy, fun dan kekeluargaan. Walaupun jadwal padat, kondisi fisik agak lelah tapi tetap semangat dan ceria. Alhamdulillah pengetahuan saya tentang herbalogy, Pembetulan Tulang Belakang (PTB), Thibbun Nabawy, Spiritual Entrepreneurship dll menjadi bertambah. Intinya saya dapat banyak ilmu-ilmu baru yg subhanallah luar biasa. Makacih ya Spiritual Healing.

Faishal, Jakarta

Subhanallah, ALhamdulillah, Laailaaha illallah, Allahu Akbar! Materi-materinya OK banget! Materi Pa' Agung membuka "mindset" saya sehingga saya Alhamdulillah bertekad untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik dari kemarin dan menjadi hamba yg selalu bersyukur atas segala nikmat Allah Azza Wa Jalla. Allahu Akbar.

Iwan Rifai, Jakarta Pertama saya datang, saya kira hanya memperdalam apa yang sudah saya peroleh di THS dan ternyata banyak sekali nilai2 lebihnya. Ketika saya masuk ke ruang, yang saya kira biasa2 saja, ternyata luar biasa adanya sambutan dari nasyid. Presenter-presenternya sangat berbeda dengan training lain yang pernah saya ikuti. Di Spiritual Healing ini bukan hanya dapat ilmu kesehatan tapi yang terpenting adalah ilmu tentang Keislaman dan kesejukan iman/hati. Sebenarnya banyak yg ingin saya ceritakan tapi berhubung sdh hrs dikumpulkan panitia, jadi sudah dulu yach!!

Yanusani Alugoro, Ceger, Cipayung, Jaktim

Alhamdulillah sungguh luar biasa. Ilmu pengetahuan yg Allah SWT tunjukkan yg saya dapat menerimanya dari acara Spiritual Healing ini. Semoga ilmu yg saya dapat ini bisa saya terapkan pada keluarga dan masyarakat. Saya tak dapat melukiskan. Pokoknya dahsyat...!!! Membuka hati...!! Membuka Pikiran...!! dan membuat hidup lebih hidup..! Dan lebih mengetahui esensi kita hidup di dunia ini.

Triyono, Jakarta

Spiritual Healing Luar Biasa, acaranya dahsyat. Terbuka pikiran dan hati semuanya tercerahkan. Ekonomi Islam Jaya. Maju terus Thibbun Nabawy.

Sunarko, Jakarta

Sungguh-sungguh luar biasa Spiritual Healing ini. Apa yang saya dapat jauh lebih banyak dari yang saya bayangkan sebelumnya. Ilmu yang didapat sangat banyak terutama halal-haram dan Spiritual Entrepreneurship, tak ditemui dimanapun! Insya Allah, saya akan berjuang di jalan ini.

Wagiman, Menteng, Bogor Barat

Pelatihan ini sangat luar biasa. Membuat wawasan saya semakin bertambah luas dan religius. Walau usia saya sudah tua tapi terasa baru lahir kembali.

Trianto Sugeng

Pemateri bagus-bagus, terutama ketika ustadz Agung Yulianto memberikan materi Spiritual Entrepreneurship. Mata hati kita menjadi terbuka. Bagaimana kita sukses dalam menjalani kehidupan. Subhanallah....

Nurul Fahmi, Jakarta Materinya ust. Agung, Quantum Spiritual isinya padat, mantap, Subhanallah. Karena yang ditanamlan adalah pondasi dari semua aspek kehidupan. Pembicaranya oke-oke dan profesional apalagi ust. Haerudin semangat banget.

Warisun, Jakarta Selama 2 hari mengikuti Spiritual Healing sangat puas sekali mulai yang pertama Materi pelajaran dari guru2 pengajar langsung membuka wawasan serta berjuang semata2 untuk Alloh dan benar2 saya diberi petunjuk kebenaran yang nyata, semoga Alloh selalu melimpahkan keberkahan kepada kita semua dan untuk para leader, terima kasih atas bimbingannya, Amien. Allohu Akbar!

Suhery Abdullah, jakarta Pak Agung materinya bagus sekali, baik dan benar.

Doni Astoto, mantan Anggota Dewan Tangerang Banten Materi yang disampaikan sangat baik karena bagi saya ini hal yang baru. Disamping keilmuan saya dalam bidang kesehatan dan herbal juga peningkatan keimanan dan semangat berjuang. Saya ingin kegiatan ini berkelanjutan krn bagi saya training ini belumlah cukup.

Nur Ali, Jakarta Spiritual Healing ini lebih menggugah semangat spiritual saya. Semoga ilmu batin ini dapat melekat kuat dalam qolbu saya agar saya makin kuat menjalani dinamika hidup saya.

Mundari, jakarta Luarrrr Biasa Dahsyatttt!!!! Nich acara, seumur hidup saya sering mengikuti acara pelatihan bisnis, baru kali ini yang dikemas dengan begitu baik dalam bingkai Islami, dan kualitasnya justru lebih baik dari pelatihan2 yg sebelum yg pernah saya ikuti.

Apriansyah, jakarta Pertama kali saya ikut Spiritual Healing hanya ingin mengetahui tentang Thibbun Nabawy tetapi saya mendapatkan lebih lagi terutama sikap bersyukur dan spiritual saya meningkat.

Kusmo, Bekasi Materi yang disampaikan sangat membuka wawasan mengenai keilmuan Islam dan kesehatan. Manfaat yg saya ambil dalam waktu singkat ini saya lebih berpikir positif. Menyadarkan saya bahwa ilmu saya masih sangat minim shg saya hrs lebih banyak belajar dari para leader.

Nur Jannah, Bekasi Subahannoh, baik sekali untuk kehidupan dunia dan akherat, keluarga, lingkungan dan masyarakat. Harus tetap berjalan sampai titis darah penghabisan (jihad).

Hikayat, Ciamis Subhanalloh, walhamdulillah, Allohu Akbar.. Luar biasa sekali. Semoga ada pelatihan lanjutannya. Dan saya minta pelatihan seperti ini diadakan di Ciamis, banjar dan Tasik.

Winar Listiyani, Cijantung Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh Allah tuk bisa mengikuti Spiritual Healing ini. Sebab… sangat rugi kalau tidak bisa ikut, karena selama pelatihan benar-benar menyadarkan saya akan berbagai kesalahan saya selama ini dan memotivasi saya tuk “harus lebih baik” dan pantang menyerah. Presenternya oke-oke.

Agus Nizami, Jakarta Presentasi sangat bagus dan menarik

Menyerahkan Pengaturan pada Allah

Maqam tertinggi dari seorang Salik (Penempuh Jalan Ruhani) adalah ketika secara bulat menyerahkan seluruh urusan hidupnya pada Allah. Siapapun yg menyerahkan pengaturan dirinya kepada Allah, maka Allah SWT akan memberikan pengaturan terbaik untuknya (al-Tanwir fi isqath al-Tadbir karangan Ibn AthaiLlah).

Bentuk berserah diri kepada Allah persis seperti awal shalat. Takbir berarti mengakui bahwa hanya Allah yang Maha Besar. Laa Quwwata illa biLlahi. Do'a iftitah mengajarkan untuk menyerahkan seluruh diri kita, fisik, perasaan dan pikiran, kepada Pencipta langit dan bumi, dan agar kita termasuk dalam orang yang lurus dan berserah diri (haniifan musliman) dan bukan termasuk orang yang musyrik. Selanjutnya menandaskan bahwa seluruh shalat, ibadah, hidup dan mati hanya untuk Allah Rabb semesta alam, dan kita tidak pantas mensekutukan dengan sesuatupun, dan demikianlah kita diperintahkan dan semoga kita termasuk orang yang berserah diri.

Sadari sikap ini dengan sepenuh pikiran dan perasaan, siap diatur oleh Allah SWT. Hanya Allah tempat bergantung sedangkan diri kita tidak ada apa-apanya. Ketika kita menggantungkan hanya kepada Allah (1) dan kita menisbikan diri (0) maka kita jumpai 1 dibagi 0 adalah tidak berhingga.

Seorang ustad ditanya oleh jama'ah pengajian ibu-ibu, "apa hukumnya melahirkan dibantu dokter pria sedangkan ada dokter wanita?". Sang ustad mengatakan, "Bayi gajah jauh lebih besar dari bayi manusia, dan lubang keluar bayi gajah tidak lebih besar dari lubang keluar bayi manusia, tetapi tidak ada bayi gajah dilahirkan Cesar. Sedangkan manusia sekarang lebih 50% melahirkan bayinya dengan cesar".

Ketika manusia bergantung dan mengandalkan kepada selain Allah, maka Allah akan menyerahkan urusan dan hasilnya pada apa yang ia gantungi. Selanjutnya hidupnya hanya akan mengikuti kaedah sebab-akibat belaka, yang lemah tidak memiliki kekuatan apa-apa.

Sebaliknya, dengan mengandalkan pertolongan Allah berarti kita mengandalkan kekuatan yang tak berhingga sebagaimana nabi Musa menyeberangi laut Merah, nabi Ibrahim tidak terbakar api, umat Islam mampu memimpin peradaban dunia selama 700 tahun, dan Rasulullah SAW dari seorang diri hingga kini lebih dari 1,5 miliar manusia beriman kepada Allah SWT.

Bagaimana prakteknya? Menyerahkan pengaturan pada Allah berarti menempuh jalan Allah. Jalan lurus, jalan yang Allah berikan ni'mat, jalan para nabi, shiddiqiin, jalan para syuhada dan orang-oang shalih. Siapa yang menempuh jalan ini akan mendapatkan kebahagiaan dan keni'matan haqiqi, menjumpai surga dunia sebelum pada akhirnya memasuki surga akhirat yang abadi.

Menyerahkan pengaturan kepada Allah berarti tidak akan mengambil jalan yang tidak diridhoi Allah, memaksakan segala cara untuk memuaskan nafsunya semata.

Menyerahkan pengaturan pada Allah berarti melakukan ikhtiar secara maksimal. Ia menyadari bahwa, setelah menyerahkan pilihan hidup dan pengaturan urusannya kepada Allah, kewajibannya hanyalah menjalankannya dengan sepenuh tenaga, segenap fikiran dan kesungguhan. Barulah ia boleh tawakal dengan ikhlash dan penuh ridho, mengembalikan hasilnya kepada Allah. Dan selanjutnya kembali siap mendapatkan arahan untuk pengaturan selanjutnya.

Menyerahkan pengaturan kepada Allah bukanlah menjadi berkinerja rendah. Sebagaimana, salah satu definisi zuhud, sebagai salah satu sifat utama seorang salik, adalah "hariitsun 'ala maa yanfa'uh" atau getol bersungguh-sungguh pada hal yang bermanfa'at. Hal ini menjelaskan bahwa, orang yang bekerja dengan motivasi keimanan seharusnya melahirkan kinerja yang jauh melampaui orang yang bekerja dengan motivasi keduniaan.

Serahkan pengaturan pada Allah dan bersiaplah memasuki Dimensi Quantum (Dimensi Keimanan) yang luar biasa. Bersiaplah menyaksikan kuasa Allah wujud dalam keseharian kita. Bersiaplah menempuh jalan spiritual yang berisi keni'matan haqiqi.

Khusyu' = Ucapan/Gerakan + Pikiran + Perasaan = Quantum

Saya ingin mendefinisikan khusyu’ dari prespektif yang lain. Khusyu’ adalah sinkronnya ucapan/gerakan dengan pikiran dan perasaan. Ketika ketiganya bersatu, dan terfokus padahal yang sama, maka itulah puncak kekhusyu’an. Dan pada saat ini, do’a atau ibadah kita memasuki “dimensi quantum” (Dimensi Keimanan), yang akan diistijabah oleh Allah SWT. Ujiibu da’watad daa’i idzaa da’aan. “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”.

Orang yang sama sekali tidak khusyu’, ucapan dan gerakannya (fisik) tidak diikuti oleh pikiran dan perasaannya. Bibir lidahnya berdo’a dan tubuhnya ruku’ namun pikirannya entah kemana, perasaannya tidak sinkron dengan ucapannya.

Dalam tingkatan yang lebih tinggi, ucapan dan gerakannya sudah disertai dengan memahami artinya (pikiran) namun belum diikuti perasaannya. Orang yang memahami bahasa Arab, ia akan memahami apa yang ia ucapkan, namun belum tentu merasakan apa yang ia baca. Ia paham makna ayat tentang adzab neraka, namun belum tentu muncul perasaan takut dalam hatinya.

Ada juga orang yang lisan dan gerakannya sudah diikuti oleh perasaannya walaupun tidak memahami artinya. Misalnya, orang Indonesia, yang tidak bisa bahasa Arab, namun ia bisa ikut menangis ketika shalat di Masjidil Haram di tengah lautan manusia yang menangis, walaupun mungkin ia tidak memahami arti bacaan yang dilantunkan oleh imam.

Tingkatan khusyu’ tertinggi adalah ketika ucapan/gerakannya diikuti oleh pikiran dan disertai oleh perasaannya. Ketika ketiga hal ini sinkron, sungguh akan dahsyat dan memberikan kekuatan spiritual yang berlipat. Ia mampu memasuki dimensi quantum (keimanan) yang tidak terbatas.

Lantas, Bagaimana menghadirkan kekhusyu’an dalam shalat? Untuk bisa menyatukan ucapan/perbuatan dengan pikiran dan perasaan, Anda membutuhkan latihan dan pembiasaan yang berkelanjutan. Anda harus berusaha pantang menyerah untuk memperoleh kenikmatan luar biasa ini. Wa innaha lakabiirotun illa ‘alal khosy’iin. Dan sesungguhnya hal itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.

Hal ini diawali dengan mempu mengucapkan bacaan-bacaan shalat dan melakukan gerakan-gerakan shalat dengan benar. Untuk itu, Anda harus memahami fiqih shalat dengan baik.

Selanjutnya, untuk menyelaraskan ucapan/gerakan dengan pikiran, maka Anda harus memahami arti bacaan-bacaan shalat yang dibaca. Tidak sulit melakukannya, karena bacaan shalat tidak terlalu banyak dan diulang-ulang. Sungguh sangat na’if, sudah bertahun-tahun shalat namun tidak memahami apa arti bacaan shalat yang ia baca. Jika Anda belum memahami arti dalam seluruh bacaan-bacaan shalat, STOP! Sekarang ambil Buku Panduan Shalat dan pahami serta hapalkan dulu artinya.

Yang lebih sulit adalah dalam menyelaraskan gerakan, fikiran dengan PERASAAN. Perasaan dapat dirasakan di dada. Rasa yang muncul harus sesuai dengan apa yang dibaca maupun gerakan shalat yang tengah dilakukan. Jika sudah bisa, tinggal memperkuat intensitasnya.

Pahamilah hakikat posisi-posisi shalat, dan sesuaikan perasaan dengan hakikat posisi-posisi shalat tersebut :

NIYAT. Kalau boleh saya menambahkan kalimat niyat, akan saya tambahkan “Saya berniyat shalat …… dengan khusyu’”, karena demikian pentingnya KHUSYU' dalam shalat. Niyatkan dan azamkan bahwa kita akan shalat dengan khusyu’. Kemudian, jaga dalam setiap rakaat agar selalu khusyu’ dan waspadalah terhadap bisikan syaithon terkutuk yang selalu ingin memalingkan kita dari khusyu’. Niyatkan bahwa kita mencadangkan, misalnya 30 menit kedepan, untuk menghadap Allah, dan tidak mau diganggu dengan urusan-urusan keduniaan apapun.

TAKBIRATUL IHRAM Mengucapkan Allahu Akbar berarti mengagungkan Allah, hanya Allah yang besar dan yang lainnya kecil. Kecilkanlah semua urusan dunia yang kerap mengganggu shalat. Biarkan pikiran dan perasaan kita dipenuhi oleh ingat kepada Allah, dan jangan biarkan ada hal yang lain.

Berikut ini adalah perasaan yang harus muncul dan dikondisikan pada setiap gerakan-gerakan shalat. Lebih baik jika perasaan kita sudah mulai disiapkan dan dikondisikan sebelum gerakan dimulai. Sehingga ketika melakukan gerakan shalat, sudah diikuti dengan segenap perasaan. Misalnya, nikmatilah dengan perlahan saat-saat penuh nikmat ketika kita menjatuhkan tubuh saat akan sujud. Lakukanlah semua dengan thu’maninah.

BERDIRI (Reorientasi, siap menerima arahan)

Posisi berdiri adalah posisi menghadap Allah SWT, posisi siap mendapatkan arahan, pengajaran dari Al-Quran. Seperti seorang prajurit yang siap mendapatkan perintah dan arahan dari komandannya. Sebelumnya kita lebih dahulu diluruskan orientasi hidup kita dengan do’a iftitah “Innas-shallatii wanusuki wa mahyaaya wa mamaati liLlahi Rabbil-’alamin" (Sesungguhnya sholatku ibadahku hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam) dan Surah Al-Fatihah "IyyaKa na’budu wa iyyaKa nasta’ien" (hanya kepada-Mu aku mengabdi dan hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan).

TAKBIR

Setiap gerakan diselingi dengan takbir. Takbir menjaga kita agar tetap khusyu’ dan membuang hal-hal yang mendominasi pikiran dan perasaan kita sewaktu shalat. Takbir menyadarkan bahwa semua pikiran yang hadir mengganggu adalah hal dunia yang “remeh temeh” yang tidak ada artinya, dan harus kita buang dan usir dan biarkan hanya Allah yang mendominasi pikiran dan perasaan kita, Allahu Akbar…

RUKU’ (Tunduk, ta’at, merendahkan diri)

Posisi ruku’ adalah posisi tunduk, siap ta’at, merendahkan diri, siap diatur. Setelah menerima pengarahan sebelumnya, maka dalam posisi ruku’ ini rasakan ketundukan dan keta’atan kita. Kita sebagai manusia yang jahil dan faqir tidak ada apa-apanya dihadapan Allah. Buanglah semua kesombongan diri, kesombongan pikiran dan kesombongan intelektual. Subhana Rabbiyal-’Azhiem…. (Maha Suci Allah yang Maha Agung).

I’TIDAL (memuji)

I’tidal atau bangkit dari ruku’. Setelah menyerahkan ketundukan dan kepatuhan, serta membuang semua kesombongan, dan menyerahkan semua pujian hanya Allah yang berhak menerimanya, Rabbanaa wa Lakal-hamd… (Ya Tuhan kami hanya untuk-Mu lah segala pujian).

SUJUD (menghamba, penyerahan diri)

Posisi sujud adalah posisi paling dekat seorang hamba dengan Sang Khaliq. Inilah posisi puncak penghambaan, posisi penyerahan diri. Ketahuilah, kedudukan paling mulia di dunia ini adalah menjadi hamba Sang Pencipta. Kepala kita letakkan di posisi paling rendah bahkan lebih rendah dari bokong kita. Rasulullah menasehati shahabat yang ingin masuk surga dengan: “Perbanyaklah sujud”. Posisi ini menisbikan diri dihadapan Pencipta. Posisi sujud merupakan posisi berserah diri, menyerahkan pengaturan kepada Allah, karena kita yakin jika kita menyerahkan pengaturan kepada Allah maka Allah SWT akan memberikan pengaturan terbaik kepada kita.Subhana Rabbiyal-A’laa (Maha Suci Allah yang Maha Tinggi). Ya ALlah, jadikan aku sbg pion-Mu, sbg anak panah-Mu, sbg prajurit-Mu, sbg hamba-Mu

DUDUK (bersimpuh mengadukan masalah)

Ini adalah posisi seorang hamba duduk bersimpuh dihadapan Raja-nya. Mengadukan semua masalah dan kesulitan hidup. Adukan seluruh masalah Anda dengan sepenuh perasaan, sepenuh jiwa, hingga air mata mengalir tidak terbendung. Anda bisa ulangi berkali-kali aduan Anda. Bisa jadi, saat tertentu kita lebih fokus padawarzuqnii (karuniakanlah aku rizqi) dan bisa jadi pada saat yang lain kita lebih fokus pada wa’aafinii(sehatkanlah aku). Rasakan sensasinya. Inilah ekstasi jiwa yang sungguh merupakan puncak kenikmatan.

ATTAHIYAT

Inilah saat mengakui bahwa seluruh kehormatan, keberkatan adalah milik Allah. Dan Allah memberikan keselamatan, rahmat dan keberkahan kepada Nabi mulia SAW, namun Nabi kita ini mengingingkan keselamatan, rahmat dan keberkahan ini diberikan kepada kita ummatnya. Rasakan cinta dan kasih sang Nabi kepada kita.

Perbaharui syahadat kita ketika mengucap Dua Kalimat Syahadat, bahwa hanya ada Allah satu-satunya Tuhan yang mendominasi pikiran, perasaan dan hidup kita. Munculkan rasa cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW ketika membca shalawat kepadanya. Perkuat rasa cinta itu, karena engkau akan dikumpulkan dengan orang-orang yang engkau cintai.

SALAM

Ucapkan salam dengan senyum penuh cinta kepada orang-orang di sekeliling, dan kepada para malaikat di sekeliling kita, insya Allah para malaikat pun menjawab salam kita.

EVALUASI

Evaluasilah shalat kita setiap habis melaksanakan shalat. Beri nilai, berapa % (range 0 – 100) kita bisa khusyu’. Bersyukurlah kepada Allah jika nilai khusyu’ kita bagus dan beristighfarlah kalau masih kurang bagus. Dan tekadkan untuk senantiasa lebih khusyu’ lagi pada shalat yang akan datang. Wallahu a’lam.

Berserah Diri pada Rancangan Allah (Ibn 'Athaillah)

Sesungguhnya kau tidak mengetahui akhir dan akibat dari setiap urusan. Mungkin kau bisa mengatur dan merancang sebuah urusan yang baik menurutmu. Tetapi ternyata urusan itu berakibat buruk bagimu. Mungkin saja ada keuntungan di balik kesulitan dan sebaliknya, banyak kesulitan di balik keuntungan. Bisa bahaya datang dari kemudahan dan kemudahan datang dari bahaya.

Mungkin saja anugerah tersimpan dalam ujian dan cobaan tersembunyi di balik anugerah. Dan bisa jadi kau mendapatkan manfaat lewat tangan musuh dan binasa lewat orang yang kau cintai. Orang yang berakal tidak akan ikut mengatur bersama Allah karena ia tidak mengetahui mana yang berguna dan mana yang berhahaya bagi dirinya.

Syekh Abu al-Hasan rahimahullah berkata, "Ya Allah, aku tidak berdaya menolak bahaya dari diri kami meskipun datang dari arah yang kami ketahui dan dengan cara yang kami ketahui. Lalu, bagaimana kami mampu menolak bahaya yang datang dari arah dan cara yang tidak kami ketahui?!"

Cukuplah untukmu firman Allah, "Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal ia baik untuk kalian. Bisa jadi kalian mencintai sesuatu padahal ia buruk untuk kalian. Allah mengetahui, sementara kalian tidak mengetahui.

Sering kali kau menginginkan sesuatu, namun Dia memalingkannya darimu. Akibatnya, kau merasa sedih dan terus menginginkannya. Namun, ketika akhir dan akibat dari apa yang kauhasratkan itu tersingkap, barulah kau menyadari bahwa Allah SWT melihatmu dengan pandangan yang baik dari arah yang tidak kauketahui dan memilihkan untukmu dari arah yang tidak kauketahui. Sungguh buruk seorang hamba yang tidak paham dan tidak pasrah kepada-Nya.

Diceritakan bahwa ada seorang arif, yang ketika ditimpa musibah, berkata, "Tak apa-apa, itu baik." Pada suatu malam, seekor srigala datang dan memakan ayamnya. Ketika diberitahu, la menjawab, "Tidak apa-apa." Di malam berikutnya anjingnya mati. Saat diberi tahu ia menjawab, "Semuanya baik-baik saja." Lalu esok harinya keledainya juga mati. la tetap berkata, "Tak apa." Keluarganya tidak menyukai jawaban itu.

Namun, pada malam berikutnya, sekelompok orang menyerang desa itu dan membunuh semua penduduknya. Tidak ada yang selamat kecuali si arif dan keluarganya. Ternyata, gerombolan itu mendatangi penduduk mengikuti suara ayam, gonggongan anjing, dan bunyi keledai. Sementara, si arif itu tak lagi memilikinya. Kematian hewan-hewan itu menjadi sebab keselamatannya. Mahasuci Allah Yang Maha Mengatur dan Maha Bijaksana.

Seorang hamba menyadari baiknya pengaturan Allah setelah suatu peristiwa berlalu. Itulah sifat manusia kebanyakan. Berbeda dengan kalangan khusus yang memahami Allah dan mengetahui baiknya pengaturan Allah sebelum peristiwa itu berlalu. Kalangan khusus ini pun terbagi ke dalam beberapa tingkatan:

Ada orang yang berbaik sangka kepada Allah Swt sehingga mereka berserah diri kepada-Nya karena Dia telah banyak memberikan anugerah dan karunia.

Ada yang berbaik sangka kepada Allah Swt karena mengetahui bahwa merisaukan nasib dan ikut mengatur tidak akan mampu menolak ketentuan yang telah ditetapkan atas dirinya dan tidak akan mendatangkan apa yang bukan bagiannya.

Ada pula orang yang berbaik sangka kepada Allah Swt karena memahami hadis qudsi, "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku."

la terus berbaik sangka kepada Allah Swt seraya bekerja dan berusaha dengan harapan Allah akan memperlakukannya sesuai dengan prasangkanya yang baik. Dan, Allah berbuat kepadanya sesuai dengan prasangkanya. Allah telah memudahkan karunia bagi orang beriman sesuai dengan prasangka mereka. Dia berfirman, "Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan."

Tingkatan paling tinggi adalah orang yang menyerah dan pasrah kepada Allah Swt karena menyadari bahwa sikap itulah yang layak ia jalani, bukan karena mengharapkan kebaikan bagi dirinya. (Dikutip dari al-Tanwir fi isqath al-tadbir, karya Ibn ‘Athaillah al-Sakandari).

Rahasia Menikmati Qiyamul Lail hingga Batu dan Permata Terlihat Sama

Seorang tabi'in berkata, "Sungguh jika tiada sepertiga malam terakhir, aku tidak betah hidup di dunia ini". Mereka benar-benar mereguk kenikmatan tiada tara saat berkhalwat dengan Tuhannya. Namun mengapa kita belum bisa merasakannya?
Berbagai keutamaan qiyamul-lail sudah kita baca atau kita dengar dari para ulama. Kitapun sudah beberapa kali mencoba melaksanakannya, dengan mujahadah (kesungguhan) melawan kantuk dan dinginnya malam. Namun, berkali-kali juga kita mengalami futur (lalai), tidak dapat lagi melaksanakan qiyamul-lail.
Ma'lumat dan pemahaman perihal keutamaan Qiyamul-Lail sudah sama-sama mafhum. Jika belum silahkan googling saja dengan keyword "qiyamul lail", atau mampir toko buku maka akan kita jumpai puluhan buku tentang keutamaan qiyamul-lail. Namun mengapa demikian berat untuk taf'il (melaksanakan) Qiyamul Lail tersebut?
Menurut saya, sebabnya adalah karena kita belum dapat menikmatinya. Sehingga pikiran bawah sadar kita masih merasakan bahwa qiyamul-lail itu beban yang berat.
Waktu sepertiga malam, saat dimana bumi mengeluarkan gelombang kekhusyu'an (alfa), sebagaimana firman Allah "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan" (Al-Muzammil 6). Seharusnya, saat-saat inilah zikir dan bacaan Al-Quran kita lebih berkesan, hati lebih mudah bergetar ketika Asma Allah disebut. Jiwa kita lebih bening sebening embun pagi di dedaunan. Air mata lebih mudah meleleh bahkan tertumpah dan tak kuasa kita hentikan. Hati menjadi halus dan lembut, sehingga hijab kita dengan Allah semakin transparan. Pendeknya inilah surga dunia yang telah dinikmati oleh para shahabat, tabi'in dan salafus salih. Maukah kita memperolehnya?
Mengapa kita belum bisa menikmati Qiyamul Lail? Mungkin karena kita kurang "Mujahadah" (memaksakan diri). Ya, betul... Namun bukan itu maksud saya. Bisa jadi pada waktu-waktu yang lalu kita sudah mujahadah, namun lagi-lagi giliran futur itu datang.
Kita sulit qiyamul-lail dan hati kita mati karena kita masih melakukan banyak ma'shiyat dan dosa. Bukankah ma'shiyat dan dosa akan menimbulkan noktah hitam di hati hingga hati kita menjadi kasat dan mati. Do'a yang kita panjatkan tidak diistijabah oleh Allah SWT. Ya, betul sekali, sangat tepat...! Tapi saya ingin berangkat dari prespektif lain.
Prespektif lain itu adalah, kita tidak dapat menikmati qiyamul-lail, dan masih banyak melakukan ma'shiyat adalah karena "kita belum mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT". Hati kita masih diisi oleh selain Allah, masih jauh dari Allah.
Mari pertama-tama kita niatkan dan azamkan diri kita bahwa kita sangat ingin untuk taqarrub mendekatkan diri kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah bersabda, 'Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kalau ia mengingat-Ku dalam hati, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang, Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan yang lebih baik daripada mereka. Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekatkan Diri kepadanya sehasta. Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta. Aku pun akan mendekatkan Diri padanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil".
Waktu-waktu di keseharian kita, masih sunyi dari zikir kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang duduk dalam suatu tempat, lalu disitu ia tak berzikir kepada Allah, maka kelak ia akan mendapat kerugian dan penyesalan" (HR Abu Dawud). Dalam keseharian kita, di ketika mandi, di perjalanan kantor, istirahat, hati dan pikiran kita tidak zikir kepada Allah dan lantas diisi oleh selainnya. Bahkan! bangun tidur kita lupa berdo'a, masuk dan keluar kamar mandi lupa berzikir, selesai makan lupa memuji dan berterima kasih kepada-Nya. Astaghfirullahh... beristighfarlah berulang kali saudaraku. Rasakanlah penyesalan dan biarkan air matamu meleleh...
Mulai detik ini isilah setiap relung hati dan celah pikiran dengan zikir kepada Allah. Di setiap waktu dalam 24 jam hidup kita isilah dengan zikir. Jika kita melakukannya, bahkan dalam tidurpun kita tetap bermimpi berzikir dan bershalawat. Banyak zikir-zikir singkat, seperti dua kalimat yang paling berat di sisi Allah, yaitu, "SubhanaLlahi wabihamdihi... SubhanaLlahil-azhiem...". Atau dengan beristighfar, "Astaghfirullah... astaghfirullah...", bertasbih, "Subahanallahi... subhanallahi". Bahkan cukup dengan menyebut asma Allah, "Yaa Allah.. Ya Allah". Lakukanlah dimanapun, dan kapanpun, bahkan multitasking sambil melakukan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Jika ada waktu senggang, zikir yang paling utama adalah Al-Quran. Membaca Al-Quran, mentadabburinya, menghafalnya, mengulang hafalan atau bahkan sekedar mendengarkan kaset murattal AlQuran sambil kita mengendarai kendaraan.
Zikir ini akan mengikis dosa dan kotoran jiwa, seperti mengikis karat hingga kemilau emas muncul kembali. Dengan sendirinya, zikir akan mencegah kita berbuat dosa dan ma'shiyat lagi. Ketika kita akan berbuat sesuatu yang dilarang Allah, hati yang telah dipenuhi Asma Allah akan otomatis menolaknya.
Zikir akan semakin menghaluskan hati kita. Semakin memudahkan kita menangis dalam berbagai kondisi. Semakin memahami hakikat dan semakin ma'rifat kepada Allah. Suatu ketika ada sekelompok shahabat yang telah mengalami kehausan karena kehabisan minuman dalam perjalanan safar berhari-hari. Ketika mereka menemukan sebuah sumber air, segera mereka minum dan membasahi muka sepuas-puasnya. Namun ada seorang shahabat yang justru ketika ia akan mengambil air ia menangis sesenggukan. Shahabat lain pun bertanya, "Mengapa engkau menangis padahal Allah memberikanmu minuman pada saat kehausan?".
Shahabat tersebut berkata, "Ketika aku membaca do'a "Allahumma bariklana fii maa razaqtana waqina adzabannaar", terbayang olehku penduduk neraka yang lebih haus dariku namun diharamkan padanya meminum air sedikitpun. Firman Allah: "Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir, (Al-A'raaf: 50). Subhanallah, shahabat tersebut mampu menangkap hakikat kalimat "waqina adzabannar" dalam do'a mau makan dan minum, karena ia selalu berzikir mengingat Allah.
Jika dalam setiap tarikan nafas kita selalu berzikir, dalam setiap langkah kita diikuti dengan zikir, maka akan muncul banyak keajaiban dalam hidup kita. Allah akan mengaruniai limpahan kenikmatan yang menisbikan kenikmatan dunia. Barulah kita bisa memahami kisah dalam hadits berikut :
Diriwayatkan bahwa Haritsah RA berkata kepada Rasulullah SAW, "Pagi ini, saya menjadi mukmin yang sebenarnya". Beliau berkata kepadanya, "Seorang Mukmin yang benar itu memiliki hakikat. Lantas apa hakikat dari keimananmu?" Ia menjawab, "Saya jauhkan diriku dari dunia, hingga di mataku BATU dan PERMATA terlihat sama...."
Subahanallah... batu dan permata terlihat sama. Espass dan Alphard terlihat sama!
Kita lanjutkan haditsnya:
"... Saya seakan-akan melihat singgasana Tuhanku tampak nyata. Saya seakan-akan melihat penduduk surga bersenang-senang di dalam surga dan penduduk neraka disiksa di dalam neraka." Beliau SAW berkata, "Hai Haritsah, kamu telah mengetahuinya. Karena itu, istiqomahlah". Inilah mungkin yang dalam tasawuf disebut "Kasyaf".
Saudaraku, mari hidupkan hati, lembutkan jiwa dengan selalu berzikir kepada Allah SWT. Barulah kita bisa menikmati indahnya dan nikmatnya Qiyamul Lail. Berikutnya kita akan merasakan berbagai kenikmatan spiritual dan ayat-ayat keajaiban Allah dalam hidup kita.
Mari penuhi hidup kita dengan zikir, dan perhatikan apa yang akan terjadi.

Zuhud....

Zuhud terhadap dunia bukanlah mengharamkan yang halal dan membuang harta. Akan tetapi, zuhud terhadap dunia adalah lebih mengharapkan yang ada disisi Allah daripada yang ada di tangan kita. Jika ditimpa musibah, maka kita lebih berharap untuk mendapat pahala (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Idris Al-Khaulani RA).

Zuhud adalah amalan hati. Abu Sulaiman Ad-Darany berkata: "Janganlah kamu berkata seseorang itu orang yang zuhud, atau seseorang itu tidak zuhud, karena zuhud itu tempatnya di hati".

Orang yang berpakaian lusuh belum tentu zuhud, karena bisa jadi dia mencuri karena uang Rp 10.000. Di lain pihak, orang yang necis dan bermobil bagus belum tentu tidak zuhud, siapa yang tahu apa isi hatinya?

Namun perlu diingat, bahwa salah satu definisi ZUHUD: hariitsun 'alaa maa yanfa'uh. Getol terhadap apa-apa yang bermanfaat. Jadi ZUHUD bukanlah miskin kinerja.

Orang Zuhud mempu memperoleh dunia, namun ia tinggalkan untuk mengejar akhirat. Beda dengan orang yang terpaksa miskin karena malas. Wallahu a'lam. (Agung Yulianto)

Leadership 01

Jika kinerja orang tidak berubah atau tidak meningkat dengan atau tanpa kehadiran Anda, maka Anda belum menjalankan peran Kepemimpinan.

Jangan sia2kan waktu Anda. Hari ini, kepemimpinan berati memberi ide brilian pada rapat. Esok, mungkin kepemimpinan adalah memberi senyum hangat dan jabat tangan untuk staf Anda. Lusa, menunjukkan kepada karyawan bagaimana dia bisa menaikkan produktivitas tanpa menambah jam kerja. Kepemimpinan melibatkan berbagai kegiatan harian utk mencapai tujuan dan melakukan terobosan...

Pelajaran Berpikir Positif dari Surah Adh Dhuha

Surah Adh Dhuha memberikan pengajaran dengan sangat mendalam tentang Berpikir Positif. Di lain pihak, Shalat Sunnah Dhuha banyak dianggap sebagai Shalat Sunnah mohon rizki. Lantas apa hubungan dari hal itu semua?

Arti dari Dhuha adalah saat matahari naik di pagi hari. Oleh karena itu waktu ideal melaksanakan shalat dhuha adalah ketika matahari naik sepenggalan atau sekitar pk. 8, walaupun diperkenankan sejak matahari mulai terbit (sekitar pk. 6 - 6.30).

Surat ini dimulai dengan qasam (sumpah) dengan huruf wâw (و) dan dhuhâ (ضُحَى) sebagai muqsamu bih-nya (مُقْسَمٌ بِهِ, obyek yang digunakan untuk bersumpah). Pendapat yang berlaku di kalangan ulama terdahulu mengatakan bahwa sumpah al-Qur’an dengan wâw mengandung makna pengagungan terhadap muqsamu bih (مُقْسَمٌ بِهِ). Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa sumpah Allah dengan sebagian makhluk-Nya menunjukkan bahwa ia termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya yang besar. Menurut Muhammad Abduh, sumpah dengan dhuhâ (cahaya matahari di waktu pagi) dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya dan besarnya kadar kenikmatan di dalamnya. Berarti pada saat matahari naik di pagi hari (Dhuha) dan pada saat sunyinya malam ada rahasia penting tentang nikmat Allah di dalamnya.

Mari kita renungkan satu persatu lanjutan ayat-ayatnya.

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

"Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu"

Para mufasir sepakat bahwa latar belakang turunnya surat ini adalah keterlambatan turunnya wahyu kepada Rasulullah Saw. Keadaan ini dirasakan berat oleh Rasul, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa Muhammad Saw. telah ditinggalkan oleh Tuhan nya dan dibenci-Nya.

Ayat ini memberikan taujih (arahan) kepada Rasulullah SAW agar tetap berpikir positif kepada Allah SWT, dan tidak menduga-duga hal negatif atau hal buruk seperti yang ada di pikiran orang-orang munafik dan musryrik.

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ

"dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk..." QS. 48 ayat 6.

Jikapun hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Yakinlah hari-hari kemudian akan lebih baik dari hari-hari sekarang dan hari-hari yang telah lalu.

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ

"Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)"

Berprasangka baiklah Allah SWT akan memberikan karunia dan rahmat yang besar di hari-hari esok, dan JANGAN BERPUTUS ASA!

اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْفَأَلَ و يَكْرَهُ التَّسَاؤُم

“Sesungguhnya Allah mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa” (Hadits)

Kalaupun sepanjang hidup kita di dunia selalu dalam kesulitan dan kesempitan, kita tetap berpikir positif bahwa kelimpahan dan kenikmatan akan Allah berikan kepada kita di Hari Akhirat. Maka orang yang bisa berpikir positif seperti itu, tetap tersenyum bahagia dalam menjalankan kehidupan sulitnya di dunia.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas"

Optimis dan yakin berjumpa Allah di hari Akhir nanti dan mendapatkan limpahan karunia-Nya yang tak terkira, sungguh akan memuaskan hati kita. Karunia Allah kepada penduduk dunia seperti air menetes dari jari yang dicelupkan ke lautan, dibandingkan karunia Allah di hari Akhirat yang seluas lautan itu sendiri.

Bagaimana agar kita selalu berpikir positif? Ingatlah semua nikmat-nikmat Allah yang jika kita hitung tentu tidak akan sanggup.

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ, وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ, وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?"

Ingat, renungkan rasakan betapa luas nikmat Allah kepada kita. Apa nikmat Allah yang paling Anda syukuri? Diantaranya adalah, Anda bisa melihat tulisan ini, yang melibatkan kerja miliaran sel, prajurit-prajurit Allah SWT. Bagaimana jika sel-sel itu tidak bekerja?

Yuk kita bersyukur dengan lisan, fikiran dan perasaan. Nikmat sekecil apapun! Dengan lisan ucapkan "Alhamdulillah", didukung dengan pikiran dan perasaan kita. Sampaikan rasa terimakasih tak berhingga seperti seorang pengemis yang berhari-hari kekurangan makan dan diberi makan oleh seorang kaya, seperti seorang pasien yang sudah berbulan-bulan menderita sakit dan disembuhkan dengan bantuan seorang dokter. Yang Allah berikan kepada kita lebih dari orang kaya dan dokter tersebut di atas, namun mengapa kita lupa mengucapkan terima kasih kepada-Nya? Pantas jika Allah belum menambah ni'mat kepada kita, ni'mat-ni'mat yang lalu saja belum kita syukuri sebagaimana mestinya.

Kalaupun ada kesulitan dan kekurangan dalam hidup kita, tetap saja karunia dan kelimpahan dari Allah masih jauh lebih besar. Lihatlah kebawah, orang-orang yang lebih susah dari kita, lebih sakit dari kita, lebih miskin dari kita. Jangan selalu melihat ke atas. Melihat ke bawah akan menghaluskan jiwa, melembutkan perasaan, menghidupkan syukur dan mengobati stress, ketidakpuasan dan putus asa.

Setelah bersyukur dengan lisan, fikiran dan perasaan, syukur sejati adalah syukur dengan 'amal.

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ, وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ

"Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya."

Seorang yang bersyukur akan memanfaatkan nikmat-nikmat yang diperolehnya untuk ibadah, amal shalih, dan perbuatan baik terhadap sesama. Itulah yang dimaksud dalam ayat pamungkas surat ini :

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. Wallahu a'lam

Umpan Balik Kehidupan

Ada sebuah kisah tentang seorang bocah sedang mendaki gunung bersama ayahnya. Tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. “Aduhh!” jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, “Aduhh!”. Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, “Hei! Siapa kau?”Jawaban yang terdengar, “Hei! Siapa kau?” Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, “Pengecut kamu!” Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa.

Ia bertanya kepada sang ayah, “Apa yang terjadi?” Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, “Anakku, coba perhatikan.” Kemudian Lelaki itu berkata keras, “Saya kagum padamu!” Suara di kejauhan menjawab, Saya kagum padamu!” Sekali lagi sang ayah berteriak “Kamu sang juara!” Suara itu menjawab, “Kamu sang juara!” Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti.

Lalu sang ayah menjelaskan, “Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itulah kehidupan.” Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu. Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, ya ciptakan cinta di dalam hatimu. Bila kamu menginginkan tim kerjamu punya kemampuan tinggi, ya tingkatkan kemampuan itu. Hidup akan memberikankembali segala sesuatu yang telah kau berikan kepadanya. Ingat, hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan dirimu. (anonymous)

Musibah Tasik, Ujian buat Siapa?

Maa ashooba min mushiibatin fil ardhi wa laa fii anfusikum illa fii kitaabin min qobli an nabro-ahaa (S. Al Hadiid)

Gempa dahsyat kembali mengguncang selatan P Jawa, di tengah-tengah ketenangan ibadah puasa dan kekhusukan tarawih. Betapa berat ujian mereka, saudara-saudara kita di Tasik, Ciamis, Garut dan sekitarnya. Namun benarkah ujian terberat untuk mereka. Bisa jadi justru kita yang tidak lulus ujian ini.

Sungguh seorang Muslim yg yang mati dalam iman yang baik dalam keadaan tertimpa runtuhan tanah adalah syuhada. Rasulullah SAW bersabda: "Kalangan syuhada itu ada 5; orang yg mati karena wabah kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan dan syahid berperang di jalan Allah" (HR Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan Ahmad)

Insya Allah mereka yang meninggal dalam keadaan beriman akan berbahagia. Keluarganya pun akan mendapatkan ganti serta ampunan dosa.

Sebenarnya musibah di Tasik ini adalah ujian bagi kita semua. Apakah kita merasa seperti satu tubuh, dimana jika satu anggota tubuh sakit kita ikut merasakan? Apakah kita peduli dengan kesusahan orang beriman, padahal Rasulullah bersabda, "Barangsiapa tidak peduli dg penderitaan orang beriman maka tidak termasuk golongan orang beriman".

Sudahkah kita mensyukuri diri kita yang bisa hidup nyaman tidak terkena bencana seperti mereka. Dan mengungkapkan kesyukuran itu untuk membantu mereka yang kesusahan tertimpa bencana.

Bisa jadi kita, yang tidak terkena bencana, lebih banyak tidak lulus dalam ujian ini dibandingkan mereka yg tertimpa bencana.

Wallahu a'lam. (Agungy)

Islam Agama Kekerasan?

Kejadian pemboman JW Marriot dan Ritz Carlton dan pemboman-pemboman sebelumnya menyisakan tuduhan bahwa Islam menganjurkan kekerasan dan terorisme. Benarkah demikian? Mereka mengutip ayat-ayat Al-Quran tentang jihad, tanpa disertai tafsir yang sebenarnya untuk menguatkan persepsi bahwa Islam agama pedang dan darah. Komentar-komentar di media elektronik seperti detik.com dan kompas.com penuh berisi hujatan-hujatan, baik kepada Islam, Al-Quran maupun Nabi Muhammad SAW.

Perintah perang dan membunuh orang kafir dalam Al-Quran adalah untuk kafir harbi, yaitu orang kafir yang memusuhi dan memerangi umat Islam, serta berada dalam kondisi perang. Sebaliknya Islam memerintahkan melindungi kafir dzimmi, yaitu orang kafir yang tidak memusuhi dan hidup damai berdampingan dengan umat Islam. Barangsiapa menyakiti kafir dzimmi, maka aku (Rasulullah) akan menjadi lawannya di hari kiamat (HR Muslim).

Sejarah membuktikan India pernah 200 tahun dikuasai oleh kerajaan Islam, disebabkan pada waktu itu masyarakat hindu lebih tenang dan aman dipimpin oleh Islam. Demikian juga di Palestina, kebebasan hidup dan beribadah baik agama Yahudi maupun Nasrani demikian dijunjung tinggi selama dipimpin oleh Islam. Sebaliknya, terjadi pembantaian ratusan ribu kaum muslimin ketika Palestina direbut oleh pasukan Nasrani. Dan Sultan Salahuddin Al-Ayubi tidak melakukan pembalasan ketika berhasil merebut kembali Palestina. Dan kini Palestina tidak kunjung aman ketika dikuasai oleh Yahudi.

Dalam perang melawan kafir harbi pun, Islam sangat menghargai etika dan kemanusiaan. Dalam tradisinya, panglima perang atau Amirul Mukminin sebelum memberangkatkan pasukannya akan selalu mengingatkan untuk tidak menyiksa, memutilasi, dilarang membunuh anak-anak, wanita dan orangtua, serta dilarang membunuh orang yang berada dalam rumah ibadah. Demikian juga pasukan kaum muslimin dilarang membunuh hewan ternak, dan menebangi pepohonan. Lihat Surat Al-Baqarah 190 dan HR Muslim.

Islam sangat menghargai kehidupan. Allah swt. berfirman:

“Barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain (bukan karena qishash), atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan ia membunuh manusia seluruhnya; dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” Al-Maidah: 32.

Betapa indahnya firman Allah tersebut. Masihkah kita menuduh Islam agama kekerasan?

Positive Feeling 01

Berikut ini cuplikan dari Training Quantum Personality (Entrepreneurship). Salah satu bagiannya adalah Quantum Feeling (Perasaan). Dengan latihan berikut peserta memiliki Emotional Skill yg luar biasa, mampu merasakan dan mengoptimalkan emosinya. Mampu bergembira dan bersyukur serta tidak lupa diri, sombong dan bakhil ketika memperoleh nikmat. Bahkan mampu juga menerima emosi marah dan sedih, sehingga tidak menjadi stress, depresi, nervous. Dengan Emotional Skill ini peserta ketika mengalami momen marah dan sedih tidak akan memendam emosinya. Karena memendam emosi justru akan terakumulasi di limbic dan amigdala (otak emosi) yang menyebabkan penyakit kejiwaan. Peserta akan mampu menjadi terkendali dan merasakan positive feeling. Latihan ini bisa untuk menyembuhkan trauma perasaan akibat kejadian masa lalu.

Durasi Quantum Entrepreneurship adalah 8 jam bersih. Terdiri dari Quantum Pikiran, Quantum Perasaan dan Quantum Spiritual. Menggunakan tools NLP, Hypnosis dan Spiritual Islam.

Lihat videonya disini... http://www.youtube.com/watch?v=Vh6w2dDHR-o

Berpikir Positif 01

Abduh (bukan nama sebenarnya) sudah berusaha bangun pagi. Ia dapat check-in on time. Namun entah mengapa, ia tidak mendengar panggilan untuk boarding. Ia baru menyadari setelah 5 menit boarding ditutup. Di sampingnya juga ada seorang ibu yang marah dengan penuh emosi akibat tidak ada toleransi dari petugas. Abduh hanya tersenyum, dan positive thinking bahwa pasti ada hikmah dari semua kejadian ini. Bisa jadi, Allah mempunyai rencana tersendiri dg keterlambatan ini. Atau mungkin Allah akan memberikan kebaikan, bukankan bersama kesulitan pasti ada kemudahan?

Penerbangan berikutnya menuju Samarinda pukul 11. Sekarang baru pukul 6.30, berarti masih 5,5 jam lagi! Terbayang betapa betenya menunggu. Lima jam lebih waktu kosong, dunia jadi melambat, tidak ada yang harus diburu-buru. Kaki melangkah dengan santai, bahkan jantung berdetak lebih lambat, nafas keluar masuk lebih rileks namun dalam. Abduh mencari posisi yang nyaman, ia ingin menyempurnakan bahan training yang harus disampaikan pada seminar 2 hari Spiritual Entrepreneurship sore nanti. Sambil menikmati Bakmi Goreng Spesial ia memainkan macbook kesayangannya. Luar biasa! Ia mendapatkan insight, ide-ide brilian. Mungkin karena ia mengedit dalam keadaan santai dan rileks sehingga pikiran bawah sadarnya bisa bekerja dengan baik melahirkan kreativitas yang tidak muncul pada keadaan biasa. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 9, check-in pasti sudah dibuka. Abduh segera menuju counter check-in. Selesai check-in, Abduh menuju boarding room di zona 3. Dilihatnya arloji di tangannya, "Masih 2 jam lagi". Dilihatnya mushalla apik dan bersih di sudut gedung. Ada 1 orang tengah khusyuk shalat dhuha di dalamnya. Ia teringat, Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat dhuha, "sebaiknya aku dhuha dulu", batin Abduh. Air wudhu yang sejuk membasahi anggota tubuhnya dan terasa melunturkan dosa. Abduh demikian menikmati shalat dhuha ini. Sungguh 8 rakaat terasa kurang. Tak terasa buliran air mata menetes, mencuci kekotoran hati, melembutkan kekesatan jiwa. Fikiran dan dada terasa ringan, damai. Terasa dekat dan mesra dengan Tuhannya. Kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Duhai, kalaulah tidak karena ketinggalan pesawat, aku tidak akan mengalami 8 rakaat yang sangat berharga ini. Bahkan sudah lama aku tidak melakukan shalat dhuha 8 rakaat. Subhanallah, mungkin Allah ingin mencuci diriku dahulu sebelum menyampaikan materi spiritual entrepreneurship, sehingga semoga materinya akan lebih berkualitas dan Allah berkenan dengan training itu, Allah memberikan hidayah-Nya kepada para peserta. Wallahu a'lam.

Zone 3 Bandara SH

Tanggapan terhadap Tulisan Sekolah Theologia PLP Nehemia

Saya coba menanggapi buku kecil yang dikeluarkan Sekolah Theologia PLP Nehemia. Saya sangat khawatir orang Islam yang awam akan bisa terpengaruh, atau orang non-muslim menjadi punya pandangan negatif terhadap Islam. Semoga bermanfaat untuk meluruskan pandangan yang salah terhadap Islam. Agungy

Tanggapan atas makalah : "Lima Alasan-alasan Pokok tentang Isi Al-Quran yang Menyebabkan Kami Meninggalkan Agama Islam dan Beralih Memeluk Agama Kristen

Yang dikeluarkan oleh : Sekolah Theologia PLP Nehemia

Tulisan saya mencoba menjawab makalah di atas. Suatu tuduhan seharusnya memiliki hujjah yang kuat dan benar, tanpa dibarengi kedengkian. Tulisan tentang lima alasan pokok ini lebih banyak berisi fitnah tanpa dasar, dan memuat kedengkian-kedengkian terhadap Islam. Saya akan memberi tanggapan secara berurutan dari tulisan tersebut.

Cuplikan : KATA PENGANTAR "Al-Quran bukanlah kitab Ilahi yang suci, yang memuat wahyu, karya, firman, hukum, janji, nubuat Allah sebagaimana halnya dengan isi Al-Kitab, melainkan hanya satu kitab insani belaka, yaitu satu kitab yang isinya terdiri dari 75 % hasil saduran dan jiplakan dari Al-Kitab (Taurat dan Injil) ditambah 25 % dengan hasil fikiran, rekaan, imajinasi, pendapat dan tafsiran dari Muhammad dan rekan-rekannya yang menulis Al-Quran itu sendiri seperti antara lain Zaid bin Tsabit, Muawiyah, Utsman bin Affan, Ubay bin Kaab, dll.

Tanggapan :

Banyak tuduhan bahwa Rasulullah Muhammad SAW dalam menyusun Al-Quran belajar dari Pendeta nasrani Bahira dan Waraqah bin Naufal. Dalam sirah (sejarah), Rasulullah bertemu dengan Bahira sewaktu Beliau diajak pamannya Abu Thalib dalam perjalanan dagang ke Syam dan bertemu dengan pendeta nasrani bernama Bahira, yang mempunyai firasat bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada wajah dan kedua bahu beliau. Saat itu Bahira bertanya kepada Abu Thalib:"Apa hubungan anak ini dengan Anda?" Dijawab oleh Abu Thalib: "Dia anakku!" Bahira menyangkal: "Tidak mungkin ayah anak ini masih hidup!" Abu Thalib menerangkan: "Dia anak saudaraku. Ayahnya meninggal dunia di saat ia masih dalam kandungan ibunya." Bahira menyarankan: "Anda benar, ajaklah ia pulang ke negeri Anda, dan hati-hatilah terhadap orang-orang Yahudi."

Jadi jelas bahwa pertemuan Rasulullah dengan Bahira hanya sebentar dan tidak ada transfer ilmu dari Bahira kepada Rasulullah SAW. Bahira melihat tanda-tanda kenabian sebagaimana sebagian shahabat yang dahulunya beragama nasrani seperti Salman al-Farisi dan Adi bin Khatim, yaitu dari wajah, bahu dan keyatiman beliau. Sedangkan pertemuan Rasulullah dengan Waraqah terjadi sehabis Rasulullah menerima wahyu dan beliau dilanda ketakutan. Khadijah, isteri Rasulullah, mengajak Rasulullah menemui Waraqah bin Naufal - salah seorang anak paman Khadijah. Ia dapat menulis dalam huruf Ibrani dan iapun menulis bagian-bagian dari Injil dalam bahasa Ibrani. Ia seorang yang sudah lanjut usia dan telah kehilangan penglihatan. Kepadanya Khadijah berkata: "Anak pamanku, dengarkanlah apa yang hendak dikatakan oleh anak lelaki saudaramu (Rasulullah)!" Waraqah berkata kepada Muhammad saw: "Hai anak saudaraku, ada apa gerangan?" Rasulullah kemudian menceritakan apa yang dilihat dan dialaminya di dalam goa Hira. Setelah mendengarkan keterangan Rasulullah SAW, Waraqah berkata: "Itulah Malaikat yang diturunkan Allah kepada Musa... Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda...! Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup pada saat Anda diusir oleh kaum Anda...!" Rasulullah saw bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menyahut: "Ya, belum pernah ada orang datang membawa seperti yang anda bawa itu yang tidak dimusuhi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami saat kenabian Anda, pasti Anda kubantu sekuat-kuatnya." Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dunia.

Jadi jelas pula bahwa Rasulullah tidak belajar agama dari Waraqah bin Naufal. Bahkan baik pendeta Waraqah dan Bahira keduanya mendukung kenabian Rasulullah saw. Cukup menarik bahwa banyak pendeta-pendeta nasrani yang beriman kepada Rasulullah. Raja Najasy (Negus) dari Habsyahpun beriman dan menangis ketika dibacakan Al-Quran surat Maryam oleh Ja'far bin Abi Thalib. Barangkali itulah yang difirmankan Allah SWT: "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri".

Apalagi jika dikatakan 75 % Al-Quran adalah saduran dari Al-Kitab. Perlu diketahui Al-Quran adalah kitab suci yang bersifat syamil dan kamil (lengkap dan sempurna). Di dalamnya ada masalah akidah (tauhid Laa ilaha illa Allah), ibadah, hukum-hukum al.: pidana, perdata, muamalah,perintah mencatat transaksi (akuntansi), kenegaraan, hubungan antar negara, dll, akhlaq, kisah-kisah. Sehingga khazanah perbendaharaan ilmu Islam sangat kaya dan tiada habis-habisnya digali. Bandingkan dengan isi Perjanjian Baru, yang sedikit sekali berisi hukum. Bagaimana mungkin bisa dikatakan Al-Quran menyadur dari Injil. Kalau memang ada persamaan merupakan hal yang wajar karena berasal dari sumber yang sama, dimana menurut keyakinan kami Injil dan Taurat juga merupakan firman Allah SWT tetapi sudah banyak dirubah oleh pendeta-pendetanya.

Lagipula, Rasulullah saw dikenal sebagai nabi yang ummiy (buta huruf), maka tidak mungkin Rasulullah saw mengambil Al-Kitab (Injil dan Taurat) sebagai rujukan dalam menyusun Al-Quran. Selama 22 tahun masa kenabian (penerimaan wahyu), Rasulullah dan para shahabatnya senantiasa dalam kondisi kesibukan dan tekanan yang tinggi. Selama 13 tahun di Makkah mendapat siksaan, intimidasi, pemboikotan, pembunuhan, pengusiran, dan selama 10 tahun di Madinah Rasulullah menjadi kepala pemerintahan yang tidak kurang mengalami 80 kali peperangan besar dan kecil. Maka tidak mungkin dalam kesibukan yang sangat tinggi tersebut Rasulullah menyusun sendiri Al-Quran. Padahal muatan dan kandungan Al-Quran demikian luar biasa, dimana keluarbiasaannya tidak akan saya jelaskan dalam tulisan ini, insya Allah, di kesempatan mendatang.

Tuduhan berikutnya, bahwa para shahabat ra membantu penyusunan Al-Quran. Ini merupakan tuduhan yang mengada-ada. Sebelumnya perlu diketahui, bahwa banyak sekali para shahabat yang menjadi penghafal Al-Quran, setiap kali ada ayat/wahyu turun langsung dihafal dan sebagian ditulis oleh para shahabat. Hingga pernah dalam suatu perang lebih kurang 70 hafidz (julukan bagi orang yang hafal Al-Quran) menemui syahid. Hal inilah yang mendorong keinginan Utsman bin Affan ra, menghimpun Al-Quran dalam satu buku yang sebelumnya terpisah-pisah dan banyak dihapal oleh para shahabat atau tabi'in. Tradisi menghafal Al-Quran masih ada hingga sekarang. Maka jika ada yang merubah Al-Quran, secepatnya akan segera diketahui.

Zaid bin Tsabit, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah (tahun ke-13 kenabian) usianya baru 11 tahun, berarti sudah 13 tahun wahyu turun. Maka apakah logis jika dikatakan Zaid bin Tsabit ikut membantu Muhammad SAW mengarang Al-Quran. Demikian pula Muawiyah, beliau masuk Islam di masa akhir kenabian Rasulullah saw. Mereka para shahabat adalah orang-orang yang zuhud (sederhana), memiliki kebiasaan menangis ketika membaca Al-Quran, menghabiskan hidupnya untuk berjihad di jalan Allah. Mungkinkah mereka berlaku seperti itu jika Al-Quran itu mereka yang membuatnya sendiri.

Jadi kata pengantar tulisan tersebut berisi tuduhan-tuduhan tanpa dasar, yang tidak mempunyai landasan ilmiah sama sekali

PENOLAKAN ATAS PERINTAH WAJIB SHALAT 5 (LIMA) KALI SEHARI-SEMALAM DALAM BAHASA ARAB DENGAN KIBLAT KE MEKKAH

Cuplikan : Pada waktu Mohammad dan pengikut-pengikutnya tiba di Madinah karena terpaksa hijrah dari Makkah, di kota itu terdapat banyak bangsa Yahudi yang walaupun tidak berupa kelompok mayoritas, namun punya pengaruh besar di kota itu khususnya di bidang kepemerintahan, ekonomi dan sosial budaya. Bangsa Yahudi ini dengan sendirinya fanatik beragama setiap harinya melaksanakan ibadah sembahyangnya dengan kiblat ke Yerusalem.

Karena posisi Mohammad dan pengikut-pengikutnya pada waktu itu masih lemah dan berstatus "menumpang di negeri orang", maka arah kiblat bagi pengikut-pengikutnya pada waktu shalat ditetapkan oleh Mohammad juga ke arah Yerusalem sebagai suatu taktik penyesuaian, karena Mohammad mengklaim yang dibawanya itu adalah agama kelanjutan dari agama Yahudi dan agama Kristen.

Kiblat arah ke Yerusalem ini berjalan bertahun-tahun lamanya sampai pada satu saat Mohammad dan pengikut-pengikutnya merasa cukup kuat untuk mendominasi kota Madinah dengan mengusir bangsa Yahudi keluar dari sana yang memang betul-betul dapat dilaksanakan dengan kekuatan pedang (perang). Serentak dengan terusirnya bangsa Yahudi keluar Madinah, dengan alasan mendapat wahyu dari Alah, kiblat sholat ke arah Yerusalem dibatalkan oleh Mohammad dan digantinya dengan arah kiblat baru yaitu ke arah Mekkah karena di sana ada Baitullah / Rumah Allah yaitu apa yang kita kenal dengan Kaabah dan batu hitamnya sekarang ini (QS. AlBaqarah 142-145 dan 149-150).

Tanggapan : Nampak sekali, bahwa tulisan tersebut benar-benar tidak berdasar, tidak memahami sejarah, atau asal tuduh. Rasulullah telah mempersiapkan Madinah lama sebelum hijrah dengan mengirim seorang shahabat yang bernama Mush'ab bin Umair untuk mendakwahi penduduk Madinah. Bahkan sejumlah besar penduduk Madinah telah bersumpah setia kepada Rasulullah dalam Bai'ah al-Aqabah I dan II sebelum hijrah. Sehingga ketika Rasulullah hijrah, Madinah benar-benar telah siap menerima kedatangan Rasulullah saw, karena seluruh orang Arab penduduk Madinah telah memeluk Islam (kecuali beberapa kabilah dari kaum 'Aus dan orang-orang Yahudi). Bahkan, orang-orang yang belum berimanpun ikut-ikutan masuk Islam untuk mencari muka kepada Rasulullah dan kaum Muslimin, sehingga munculah orang-orang munafik.

Kedudukan Rasulullah dan kaum muslimin sedemikian kuat sehingga begitu datang Rasulullah langsung menjadi kepala negara. Jadi tidak benar kedudukan Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah pada waktu itu lemah dan berstatus "menumpang di negeri orang", sehingga harus mengambil hati orang-orang Yahudi dengan berkiblat ke Yerusalem (Baitul Maqdis, al-Aqsho).

Kemudian Rasulullah saw menulis Piagam Perjanjian antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar (Muslimin) dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjian itu ditegaskan secara gamblang mengenai penetapan kebebasan beragama dan hak pemilikan harta benda mereka, serta syarat-syarat lain yang saling mengikat kesua belah pihak.

Adapun diusirnya orang-orang Yahudi dari Madinah bukan karena "Mohammad dan pengikut-pengikutnya merasa cukup kuat untuk mendominasi kota Madinah", karena mereka sudah kuat dan sudah mendominasi kota Madinah, tetapi disebabkan pengkhianatan dan pelanggaran orang-orang Yahudi terhadap perjanjian yang telah disepakati. Untuk jelasnya silahkan baca berbagai sirah yang tersedia di toko-toko buku.

Kaum Muslimin shalat berkiblat ke arah Qiblat Baitul Maqdis (Yerusalem) selama 16 bulan setelah hijrah. Setelah itu kiblat kaum Muslimin pindah ke Makkah. Jadi perpindahan arah kiblat terjadi sebelum pengusiran bangsa Yahudi dari Madinah. Sehingga pernyataan dalam tulisan tersebut: "Serentak dengan terusirnya bangsa Yahudi keluar dari Madinah, dengan alasan mendapat wahyu dari Allah, kiblat sholat ke arah Yerusalem dibatalkan oleh Mohammad ...", benar-benar tidak berdasarkan sejarah dan merupakan tuduhan yang dibuat-buat.

Ummat Islam sangat memuliakan Baitul Maqdis (Yerusalem) dan termasuk salah satu tempat suci. Di sanalah salah satu persinggahan Rasulullah ketika melakukan Isra' Mi'raj, sebagai kaitan hubungan yang erat dengan nabi-nabi sebelumnya. Jadi, jika dikatakan ummat Islam berkiblat ke Baitul Maqdis karena ikut-ikutan dengan orang Yahudi, adalah fitnah dan kebohongan besar.

Cuplikan : "Juga ditetapkan bahwa setiap orang Islam yang mengaku dirinya "mukmin" diwajibkan melaksanakan ibadah haji di Mekkah dengan kewajiban untuk mengelilingi Kaabah + Batu Hitam yang ada di dalamnya sebanyak 7x putaran dan pada setiap selesainya satu putaran harus ruku dan sujud menyembah serta mencium batu hitam di Kaabah itu sembari mengucapkan do'a: "Allahumma Labaik Bismillahi Allahu Akbar.."

Tanggapan : Di sini lagi-lagi terdapat ketidakbenaran yang sangat mencolok. Batuhitam (hajar aswad) tidak berada di dalam Ka'bah tetapi di samping Ka'bah. Dan disunatkan untuk mengusap dan mencium hajar aswad atau paling tidak memberi isyarat dengan tongkat, jadi BUKAN RUKU' DAN SUJUD kepada Hajar Aswad. Hal ini dilakukan kaum Muslimin karena mencontoh Rasulullah pernah melakukan yang demikian. Mengenai hikmahnya masih terdapat berbagai penafsiran, diantaranya: disyari'atkan mencium hajar aswad itu tidak lain hanyalah sebagai ujian, agar diketahui siapa yang betul-betul ta'at! Itu tak obahnya dengan kisah Iblis yang disuruh agar sujud kepada Adam" (Fiqih Sunnah Jilid 5 halaman 147).

Cuplikan : namun beberapa saat kemudian mereka ruku', sujud menyembah kepada Allah yang sudah berubah menjadi batu hitam yang ada dalam bangunan terbuat dari batu-bata diselubungi dengan kain hitam yang diberi predikat Baitullah/Kaabah yang ada di Mekkah itu. namun kenyataanya minimal 5 x dalam sehari semalam Allah hanya berada di Mekkah dalam Kaabah dalam bentuk batu hitam itu saja.

Tanggapan : Untuk masalah batu hitam, kami anggap selesai karena sebagaimana kami jelaskan di atas bahwa batu hitam tidak berada di dalam Ka'bah, dan ummat Islam tidak ruku dan sujud kepadanya.

Permasalahan berikutnya adalah mengenai arah kiblat, dimana ummat Islam dituduh ruku dan sujud menyembah Ka'bah, atau Allah hanya berada di dalam Ka'bah.

Untuk lebih jelasnya, kita sitir ayat yang menerangkan masalah (pemindahan) kiblat ini (QS. Al-Baqarah 142) :

"Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (ummat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis/Yerusalem) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?". Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

Surat Al-Baqarah 143 : "... Dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah..."

Surat Al-Baqarah 177 : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya (budak), mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang shabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa".

Dalam ayat-ayat Allah di atas nampak jelas posisi kiblat menurut Islam, yaitu :

  1. Sebagai pemersatu arah shalat, dan simbul kesatuan langkah dan persatuan ummat Islam.
  2. Membuktikan mana orang-orang yang benar imannya dan mana yang dusta, karena masalah pemindahan kiblat merupakan hal yang berat (seperti peristiwa Isra' Mi'raj).
Jadi benar-benar tidak pernah terbayang bagi ummat Islam untuk menyembah Ka'bah atau menganggap Allah hanya berada di dalam Ka'bah, silahkan Anda bertanya kepada setiap muslim.

Bagaimana halnya dengan agama Anda yang memunculkan tuhan-tuhan berbentuk patung (berhala) seperti salib, patung Yesus, Bunda Maria dll, dimana Anda berdo'a dihadapan patung-patung tersebut?

Cuplikan : 5. Bahwa Mohammad dengan Al-Quran-nya mewajibkan ummatnya melakukan do'a dan sholat dalam bahasa Arab berdasarkan wahyu Allah yang diterimanya dari Allah, adalah satu hal yang sangat diragukan. Apakah benar bahwa Allah itu hanya mengerti bahasa Arab saja?? Bukankah Allah itu bersifat universil - milik semua bangsa di dunia ini sehingga dengan sendirinya tidak terbatas pada satu bahasa saja?? ... "Ini adalah politik dominasi Arabisme" saja.....

Tanggapan : Alasan mengapa harus dipergunakannya bahasa Arab (bahasa Al-Quran) adalah sbb :

  1. Untuk menjaga orisinalitas Al-Quran baik dari segi tulisan maupun makna. Karena kata-kata dalam bahasa Arab tidak dapat sepenuhnya diterjemahkan dengan arti yang pas ke dalam bahasa lain. Arti kata Ilah tidak pas sama dengan Tuhan, dan kata Dien tidak sama dengan Agama. Oleh karena itu, sangat berbeda membaca Al-Quran dalam bahasa aslinya dengan membaca dalam terjemahan bahasa lain.
  2. Salah satu fungsi membaca dan mentadabburkan (merenungi dan memahamkan kandungan maknanya) adalah mengobati penyakit-penyakit hati (hasad, dengki, iri, riya (pamer), nifaq, dll), sebagaimana firman Allah bahwa Al-Quran dapat menjadi Syifaa limaa fish-shudur. Orang yang membaca Al-Quran akan merasakan ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati. Dan ini tidak diperoleh dengan membaca terjemahan Al-Quran.
  3. Ciri orang yang beriman adalah jika membaca Al-Quran akan tergetar hatinya, dan manakala mendengar ancaman dari Allah akan tunduk, menyungkurkan muka sambil menangis (S. Al-Anfal ayat 2, S. As-Sajadah ayat 15). Hal ini akan sulit terjadi bila yang dibaca adalah Al-Quran terjemahan. Selain itu nilai sastra yang tinggi dari Al-Quran akan hilang jika sudah diterjemahkan dalam bahasa lain.
Hal-hal yang kami uraikan di atas mungkin belum bisa dipahami oleh yang belum merasakannya. Tapi bagi kami yang sudah merasakan, sungguh sangat berbeda membaca Al-Quran dengan membaca terjemahan Al-Quran!

Kemudian Anda katakan, hal itu merupakan Politik Dominasi Arabisme. Coba kita kaji ayat Allah dan hadits Rasulullah berikut ini :

Surat Al-Hujurat 13 :

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"

Hadits Rasulullah :

"Dengarkan dan patuhilah (perintah pemimpin) walaupun dia seorang Habsyi (Ethiopia) yang kepalanya seperti kismis (kecil, berambut pendek, keriting dan kusut)" (HSR. Bukhori)

"Tidak ada perbedaan antara orang Arab dengan Ajam (bukan Arab)"

Dalam firman Allah di atas jelas bahwa bangsa-bangsa dan suku-suku bukan ukuran kemuliaan, dan Rasulullah pun melarang orang Arab merasa dirinya lebih mulia. Dari keterangan-keterangan ini silahkan Anda mengambil kesimpulan sendiri.

PENOLAKAN II

MENOLAK SURAT 72 - AL JIN SEBAGAI ANEH DAN TIDAK MASUK DI AKAL SERTA KONTRADIKSIUS

Cuplikan : Dalam Al-Quran ada terdapat satu Surat no. 72 yang dinamakan Al-Jin yang isinya antara lain :

  1. Bahwa di dunia ini ada jin-jin yang saleh/mukmin dan ada jin-jin yang kafir (Mukadimah Surat Al-Jin)
  2. Bahwa manusia boleh atau dapat minta pertolongan dan perlindungan pada jin-jin yang saleh/mukmin tersebut (S. Al-Jin ayat 6)
  3. Bahwa jin-jin dapt memberi rezeki yang banyak kepada manusia (S. Al-Jin 16)
  4. Pada waktu Muhammad sedang sholat, dia dikerumuni oleh banyak jin-jin (Al-Jin 19)
Tanggapan : Lagi-lagi Alasan Penolakan ke-II ini berisi tuduhan yang tidak berdasar. Anda menyebutkan beberapa ayat Al-Quran tetapi tidak menuliskan isi ayat tersebut, bahkan memberi kesimpulan yang artinya bertolak belakang 180 derajat dengan ayat yang dimaksud.

Islam justru dengan tegas melarang ummatnya untuk berhubungan atau meminta pertolongan kepada jin-jin, baik jin mukmin maupun jin kafir. Anda menuduh Islam membolehkan manusia meminta pertolongan kepada jin dengan berdasarkan pada Surat Jin ayat 5, padahal ayat tersebut justeru melarang keras untuk meminta pertolongan kepada jin. Demikian terjemahan ayat tersebut :

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan".

Karena ulah segelintir oknum dari ummat Islam, tidak bisa dijadikan dasar untuk mengeneralisir seluruh ummat Islam. Memang ada di antara ummat Islam, seperti debus di Banten, yang menggunakan kekuatan/pertolongan jin. Tetapi para ulama menganggap bekerja sama atau meminta pertolongan kepada jin merupakan suatu yang dilarang.

(bersambung, yg sampai sekarang belum sempat nulis sambungannya)

Tadabbur Al Hadid, fenomena Caleg Stress

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ

supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu (ayat 23)

Tidak perlu saya ulangi banyaknya kisah tentang caleg-caleg stress, bahkan hingga bunuh diri dan gila.

Dalam hidup tidak lepas dari anugerah dan musibah. Ayat di atas menjelaskan kondisi orang beriman, selalu dalam keadaan terbaik. Kebalikannya kondisi orang yang kurang imannya, akan mengalami depresi, putus asa ketika cita-citanya tidak tercapai, di lain pihak ia akan lupa diri dan sombong ketika ambisinya terwujud.

Mengapa kondisi yang berbeda ini terjadi? Mari kita tadabburi ayat-ayat sebelumnya.

Pertama

Motivasi dan niat. Caleg yang kurang imannya melandasi ikhtiyarnya untuk dunia, padahal dunia ini hanya kesenangan yang melenakan, senda gurau, berbanyak-banyak harta dan anak.

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (ayat 20)

Sedangkan caleg beriman meyakini bahwa perjuangan dan pengorbanannya selama kampanye dalam kerangka dakwah, amal shalih. Dan perjuangannya selama kampanye sebagai perlombaan dalam kebaikan.

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (ayat 21)

Kedua

Caleg yang kurang imannya menyalahkan orang lain ketika ia gagal. Kecewa dengan konstituennya karena ingkar janji setelah ia mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Dan menganggap bahwa Tuhan tidak mengasihinya dengan tidak mengabulkan do'anya.

Sedangkan Caleg yang beriman yakin, setelah ia berjuang maksimal, mendekatkan diri kepada Pencipta, meluruskan niat dan motivasi, maka apapun yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik bagi dirinya. Semua ini telah tercatat di Lauhul Mahfuz. Dan semua pengorbanan yang dikeluarkannya tidak sia-sia, melainkan akan dibalas dengan kebaikan yang berlipatganda.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (ayat 22)

Disinilah iman kepada takdir berperan. Dan yakin bahwa :

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqarah 216)

Barulah kita bisa memahami firman Allah dengan utuh :

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (ayat 23)

Sikap Caleg yang beriman setelah menjadi Aleg

Kualitas seorang Caleg yang beriman akan semakin bersinar ketika ia diamanahi menjadi Aleg. Ia akan mengemban amanah dengan sebaik-baiknya, dan tidak mengkhianati amanah yang diberikan kepadanya. Ia menyadari bahwa jabatannya sebagai Aleg adalah suatu amanah yang berat yang akan diminta pertanggunjawabannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Al Anfal 27-28)

Maka ia akan bekerja sebaik-baiknya untuk konstituen, masyarakat, bangsa dalam kerangka dakwah dan mencari ridho Allah. Kepentingan diri, anak dan keluarganya diletakkan ke nomor sekian. Ia akan menjadi orang yang dermawan dan siap mengorbankan harta, tenaga, waktu, dan pikirannya. Dan tidak menjadi orang yang kikir sebagaimana disebut Allah dalam ayat di atas, dan lebih lanjut Allah menjelaskan siapa orang yang kikir itu.

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ ۗ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (ayat 24).

Selamat mengemban amanah bagi para Aleg yang beriman! Semoga Allah senantiasa membimbing langkah-langkah Anda dan meridhoi semua kerja dan perjuangan Anda.

Suara Hati

Suatu hari aku sedang berkendara, kusaksikan gambar gambarku sebagai Caleg di banner dan baliho-baliho besar terpampang di jalanan. "Ganteng juga", batinku. Tiba-tiba ada suara di dada yang kecil namun jelas menyergah perasaanku, "koq aku jadi narsis begini...?".

Astaghfirullah, gara-gara tuntutan demokrasi kenapa aku jadi narsis seperti ini? Tuntutan pemilu mengharuskanku memajang-majang gambar, agar dikenal dan dipilih masyarakat. Untunglah gambarku hanya ada tulisan informasi foto, nomor 4 dan nama, serta tulisan "Pelayan Rakyat" yang memang menjadi cita-citaku. Tidak ada tulisan Pilih aku, atau contreng aku.

Ya Allah.... Semoga ini bukan berarti aku minta-minta jabatan. Karena jika aku minta dan nanti tidak sanggup melaksanakan amanah, bagaimana pertanggungjawabanku kepadaMu. Tiba-tiba air mata ini menetes, aku nyetir sambil menangis. Kunikmati tangisku, biar aja toh gak ada orang denger atau lihat...

Tiba-tiba kuteringat lagu Muhasabah Cinta yang sering kunyanyikan :

Wahai Pemilik Nyawaku Betapa lemah diriku ini Berat Ujian dari Mu Kupasrahkan semua pada-Mu...

Ya Allah benar-benar berat ujian ini. Ujian pengorbanan, ujian keikhlasan, ujian ukhuwwah dan kemampuan bertawakal. Doakan ya teman-teman, aku sanggup mengemban amanah ini...


Ikhtiar Maksimal dan TAWAKAL, Kunci Kemenangan

Tulisan lama digubah sedikit di akhir, pas utk kondisi sekarang:

Kita sudah melakukan yang terbaik selama kampanye yang melelahkan, sudah action dengan baksos, direct selling, canvassing, silaturahim tokoh. Sudah pasang alat peraga, stiker, spanduk, menyiapkan saksi dll. Kita harus menyadari bahwa semua itu hanyalah prasyarat kemenangan yang merupakan prerequisite yang harus kita lakukan. Namun kemenangan 100% adalah Allah yang tentukan.

Kita harus ikhtiar maksimal, punya jiwa pengorbanan (ruhut-tadhhiyah) yang tinggi baik tenaga, dana maupun pikiran. Namun pasca itu semua, harus sadar bahwa, BUKAN ITU SEMUA YANG MENYEBABKAN KEMENANGAN!

Ketika kita bergantung pada diri kita, ikhtiyar yg sudah kita lakukan, atau bergantung pada pihak lain, maka Allah SWT akan menyerahkan hasilnya pada apa yang kita gantungi tersebut. Namun, ketika kita hanya bergantung pada Allah, menyerahkan urusan (wakala - tawakal) hanya kepada-Nya, maka kuasa dan kehendak-Nya yang akan bekerja.

Bismillahi tawakkaltu 'alaLlahi walaa haula walaa quwwata illa biLlah, kekuatan hanya milik Allah, kita manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Ketika kita hanya menggantungkannya pada yang maha ALLAH semata, dan mengakui bahwa kita NOL, maka lihatlah berapa hasil dari 1 (SATU) dibagi 0 (NOL)? Kita akan bisa mengakses kekuatan yang tidak berhingga.

Renungkanlah do'a berikut, resapi maknanya, insya Allah kita akan mengakui kelemahan diri dan air mata bercucuran tiada henti:

"Yaa Hayyu yaa Qoyyuum, yaa badii'as samaawaati wal-ardh, yaa Dzal Jalaali wal Ikraam. Laa ilaaha illa Anta birahmatika nastaghiits. Ashlih lanaa sya'nanaa kullahu. Walaa takilnaa ilaa anfusinaa thorfata 'ainin. Walaa ilaa ahadin min kholqika"

Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Mengurus. Wahai Yang Maha Menciptakan langit dan bumi. Wahai Yang Memiliki Kegagahan dan Kemuliaan. Tidak ada Tuhan selain Engkau, dengan rahmat-Mu kami meminta pertolongan. Bereskanlah semua urusan kami. Jangan Engkau serahkan diri kami kepada penguasaan kami walaupun hanya sekejap mata. Dan jangan pula kepada seorangpun dari hamba-hamba-Mu.

Mari pada hari tenang ini, kita menyadari, meluruskan kesadaran. Serahkan urusan kepada Allah SWT dan mengakui kelemahan dan betapa kecil dan kerdil diri kita. Mendekatlah kepada-Nya, bermunajatlah dan khouf dan raja'. Jangan sia-siakan sepertiga malam terakhir. Buang kesombongan diri, merasa telah berbuat banyak, telah keluar uang banyak, telah menyelenggarakan banyak acara, karena bukan itu semua yang menyebabkan kemenangan. Jauhi makshiyat sekecil apapun juga pada saat ini, karena makshiyat dan dosa akan menghijab do'a kita tidak sampai kepada Allah.

Maka "keajaiban" akan hadir. Apalagi pemilu soal pilihan hati, dan Dia-lah yang Maha Membolak-balikkan Hati.

Teringat, menjelang pertempuran pembebasan Palestina, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi membariskan seluruh pasukan. Beliau memanggil ke depan beberapa puluh orang dan menyuruh mereka pulang ke ibukota dan tdk usah ikut berperang, kenapa? Karena, dalam inspeksi, mereka dijumpai tidak pernah qiyamul lail dan tidak pernah membaca Al-Quran. Beliau tidak ingin kehadiran orang-orang ini akan menghalangi kemenangan dari Allah SWT. Bagaimana dengan kita?

TETAP PARTAI DA’WAH, MESKI PKS TERUS DIFITNAH

BAYAN DEWAN SYARIAH PUSAT

TETAP PARTAI DA’WAH, MESKI PKS TERUS DIFITNAH

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil alamina wasshalatu’ala sayyidil mursalin, nabbiyina Muhammadin wa’ala alihi washahbihi ajma’in. Wa ba’du.

Fenomena partai da’wah PKS dalam blantika perpolitikan nasional telah mengundang banyak hal. Ada ketercengangan, ada pertanyaan, ada pula kekhawatiran bahkan kecurigaan. Menghadapi laju PKS di ranah politik sekaligus ranah da’wah, berbagai pihak melakukan berbagai ragam cara. Bertambah banyak yang simpati lalu mendukung, tapi tidak sedikit yang menebar halang rintang dengan langkah politis, bahkan ada yang menebar kedustaan dengan isu keagamaan. Cara yang terakhir ini berulangkali dimunculkan berbarengan dengan perjuangan politik PKS melalui pemilihan legislatif dan pilkada. Sebagai partai da’wah yang berfungsi memberikan pencerahan kepada masyarakat luas, PKS harus menjelaskan siapa ia sebenarnya. Sesuai AD/ART partai, lembaga yang berkompeten menjelaskan pandangan dan sikap keagamaan PKS adalah Dewan Syari’ah. Sedangkan pandangan atau sikap keagamaan kader PKS secara individual tidak mencerminkan pandangan dan sikap partai. Berikut ini pandangan resmi Dewan syari’ah Pusat PKS tentang beberapa masalah keagamaan yang telah dipolitisir.

1. PKS dan Ahlussunah Wal Jama’ah Sebagai partai da’wah PKS berpegang teguh pada aqidah Ahlussunah Wal Jama’ah dengan sumber rujukan utama sebagaimana termaktub dalam Ittijah Fiqih PKS, berupa Mashdir Asasiyah ( Sumber hukum Primer ) yang disepakati oleh Jumhur Ahlussunah Wal Jama’ah, yaitu Al-Qur’an yang suci, ijma’ dan qiyas.

2. PKS dan ’Wahabisme’ Tidak ada hubungan antara PKS dengan ’Wahabisme’, yaitu gerakan yang dipimpin oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab di negeri Hijaz yang bertujuan untuk memurnikan ’aqidah dari Takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC), bekerja sama dengan Malik Abdul Azis yang menggunakan berbagai cara yang sifatnya halus sampai yang radikal. Jelas tidak ada hubungan historis karena PKS lahir pasca reformasi 1998. Tidak ada hubungan struktural organisatoris antara PKS dengan organisasi keagamaan di Saudi Arabia. Bahwa di antara pimpinan PKS pernah studi di Saudi Arabia, hal yang sama berlaku juga pada ormas Islam yang lain. Bahkan ada yang pendirinya pernah mukim di sana. Tapi tidak lantas ormas-ormas tersebut boleh dituduh sebagai ’Wahabiyah’.

3. Kolektivitas dan Keberagaman PKS Sebagai partai da’wah yang berprinsip kejama’ahan, maka sifat kolektifitas menjadi ciri PKS yang mewadahi keberagaman, baik dalam rekruting kader maupun pandangan keagamaan dan politiknya.

- Ketua Majelis Syura PKS, KH. Hilmi Amminuddin alumni Universitas Islam Madinah, dekat dengan kalangan Persis.

- Duta Besar RI di Saudi Arabia, DR. Habib Salim Segaf Al Jufri adalah seorang habib cucu pendiri Al Khairat dan salah satu seorang pendiri Partai Keadilan. Beberapa Habib yang lain fungsionaris PKS seperti Habib Abu Bakar Al Habsy, Habib Nabil Al Musawwa, dan Habib Fahmi Alaydrus.

- Presiden Pertama Partai Keadilan, DR. H. Ir. Nurmahmudi Ismail, MSc. Lulusan Amerika berlatang belakang Pesantren di Kediri yang kental ke NU-annya.

- Presiden kedua Partai Keadilan PKS yang kini ketua MPR RI, DR. H. M. Hidayat Nurwahid, MA lulusan Universitas Islam Madinah, berlatar belakang Muhammadiyah.

- Presiden PKS yang sekarang, Ir. H. Tiffatul Sembiring Alumni Sekolah Tinggi Teknik di Indonesia dan kursus Manajemen Politik di Pakistan yang punya latar belakang organisasi di PII.

- Ketua MPP-nya, Drs. H. Suharna Surapranata, MT lulusan UI dan Jepang berlatar belakang aktivis masjid kampus.

- Ketua Dewan Syari’ah PKS, H. DR. Surahman Hidayat, MA tamatan Universitas Al-Azhar Mesir yang bermahzhab Syafi’i, latar belakangnya NU dan PUI, sebelumnya PII dan HMI.

- Beberapa anggota Dewan Syari’ah Pusat juga berlatar belakang NU seperti, KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA murid kesayangan KH. Abdullah Faqih, Langitan. H. Bukhari Yusuf, MA, sekretaris DSP, murid kesayangan KH. Noer Ahmad S ahli ilmu falak NU. H. Bakrun Syafi’i, MA Alumni Pesantren Al Munawwir, Krapyak Yogyakarta adalah murid kesayangan KH. Ali Ma’shum. H. Amang Syarifuddin, Lc,M.Si Alumnus Pesantren NU Cipasung, Tasikmalaya yang sering dipuji sebagai murid nomor 1.

- Beberapa Ulama seperti Prof. DR. KH.Didin Hafidhuddi, MS (Ketua BAZNAZ), DR. Ahzami Samiun, MA (putera Tokoh NU, KH.Samiun Jazuli), Prof.DR.Ahmad Syathori (Alumni Pesantren babakan Ciwaringin dan Buntet), adalah tempat bertanya dan rujukan kader PKS.

4. Furu’iyah di PKS Da’wah PKS menekankan pada tema-tema besar yang bersifat prinsip (qadhya ushuliyah). Ini supaya da’wah PKS bersifat mempertemukan mempersatukan (jami’ah-tajmi’ah) dan tidak menimbulkan perselisihan/perpecahan (tafriqiyah). Ittijah Fiqh (Orientasi Fiqih) Dewan Syari’ah PKS mendahulukan fiqh persatuan (i-tilaf) daripada fiqh perbedaan (ikhtilaf). Menggali dan mengambil faidah dari khazanah fiqhiyah yang ada dengan prinsip ”Almuhafazhatu’alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah’ mengambil pendapat klasik yang masih cocok dan pendapat baru yang lebih maskahat. Tapi dalam praktik keseharian memperhatikan harmoni dengan mazhab yang banyak dipraktikan yaitu mazhab Syafi’i. Mengedepankan cara kompromi (thariqatul jam’i) atas tarjih, dan menggunakan prinsip keluar dari khilafah (khuruj’anil khilaf) sejauh dimungkinkan. Kemudian terhadap perbedaan dalam masalah cabang (furu’) mengedepankan sikap toleran (tasamuh). Prinsip yang dipegang ”NATA’AWANU FIMA ITTAFAQNA’ALAIHI WA YA’DZURU BA’DHAN FIMA IKHTALAFNA FIHI” bekerja sama dalam hal-hal yang disepakati dan saling menghormati dalam hal-hal yang diperselisihkan.

5. Sikap PKS dalam masalah Khilafiyah Berikut ini beberapa masalah khilafiyah/furu’iyah yang sering dijadikan alat untuk menfitnah PKS dan pandangan resmi Dewan Syari’ah Pusat PKS tentang itu.

a. Do’a Qunut Bagaimanapun do’a qunut status hukumnya adalah sunat. Yang disepakati adalah do’a qunut dalam shalat witir, qunut nazilah dalam shalat fardhu yaitu memohon tolak bala dari kaum muslimin dan mendo’akan bencana bagi musuh Islam. Adapun qunut subuh tetap saja merupakan masalah khilafiyah. Masalah pilihan, paling tinggi porsinya antara rajih dan marjuh, bukan antara sunnah dan bid’ah. Jadi tidak ada bid’ah dalam qunut shalat fajar. Dan mengamalkan yang marjuh bisa menjadi pilihan jika membawa kemaslahatan dalam mu’amalah. Jadi bukan sikap pilihan plin plan, tapi cerminan sikap bijak dan cerdas. Secerdas Imam Muhammad bin Al Hasan Al Syaibani murid Imam Abu Hanifah yang melakukan qunut ketika ziarah ke mesir dan menjadi Imam shlat shubuh. Ini karena beliau menghormati Imam Syafi’i imam madzab yang dominan di Mesir. Dan sebijak Imam Syafi’i yang tidak qunut shubuh ketika beliau ziarah ke Imam Muhammad di Baghdad. Dalam pengamalan di acara-acara PKS kadang qunut shubuh kadang juga tidak, tergantung imamnya. Dan itu tidak pernah ada masalah.

b. Membaca Do’a dan Tahlil untuk yang meninggal Pada dasarnya membaca do’a untuk mayit dianjurkan (sunat). Berkat ikatan ’aqidah tauhid tidak terputus hubungan sesama muslim dengan yang sudah mati sekalipun. Dalam Al-Qur’an ada do’a ”Rabbanagfirlana wa li-ikhwanina alldzina sabaquna bil imani, wala taj’al fi qulibina ghilan lilladzina amanu...rabbana innaka raufurrahim” (QS 59:10). Menghadiahkan bacaan surah al fatikhah atau lainnya untuk mayit, atau mewaqafkan/menshadaqahkan sesuatu atas nama atau menujukan pahalanya untuk mayit merupakan amal shalih yang diterima, sesuai pendapat jumhur ulama. Istighfar, tasbih, tahmid dan tahlil merupakan bagian dari keseluruhan do’a yang dibaca. Waktu berdo’a untuk mayit tidak harus dibatasi pada waktu atau hari-hari tertentu, dan tidak boleh disyaratkan, sehingga pilihan waktunya lebih luang dan leluasa sesuai kesempatan atau kemampuan..

c. Perayaan Maulid Nabi SAW Perayaan memperingati maulid Nabi Muhammad Saw menurut sebagian riwayat, digagas oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi di Mesir dalam rangka meningkatkan ruhul jihad umat Islam. Sampai hari ini Universitas Al Azhar sendiri mensyi’arkan peringatan maulid Nabi Saw. Bagi kepala pemerintahan seperti Sultan Salahudin, hal itu merupakan kebijakan yang sesuai syari’ah (siyasah syari’ah), yang didefinisikan Imam Ibnu Uqail sebagai perbuatan yang dilakukan karena lebih maslahat bagi masyarakat dan lebih menghindarkan mereka dari mafsadat, meskipun tidak pernah disabdakan atau dicontohkan oleh Nabi Saw. Adapun bagi masyarakat muslim, peringatan maulid Nabi Saw dipertimbangkannya adalah semata-mata kemaslahatan (mashalah mursalah). Dasar pertimbangan maslahat ini juga yang menyeleksi ragam acara yang dipandang membawa maslahat. Tentu saja dalam konteks ini ada ruang bagi tradisi dan kreasi yang baik, sehingga ada variasi dari tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu yang lain. Jika dibarengi niat yang lillah, untuk meninggikan Dinullah dan tidak ada sesuatu yang melanggar syari’ah dalam mata acaranya, insyaAllah bernilai ibadah. Di lingkungan PKS, biasa diadakan peringatan maulid Nabi Saw oleh DPP maupun struktur di bawah. Bahkan dianjurkan agar pelaksanaannya bekerja sama dengan masjid, lembaga keagamaan atau masyarakat sekitar. Para Kepala pemerintahan kader PKS biasa memprakarsai atau mensponsori para Da’i atau asatidz kader PKS biasa menjadi penceramah dalam peringatan ini.

d. Yasinan Disebutkan dalam sebuah riwayat Imam Ahmad bahwa Surah Yasin merupakan qalbunya al-Qur’an. Membacanya merupakan ibadah. Disepakati aturan membacanya di samping orang yang sakit parah. Boleh dibaca untuk pengobatan dengan ruqyah syar’iyah. Boleh membacanya untuk yang sudah meninggal, menurut jumhur ulama. Sejauh ada pendapat yang membuka peluang amal adalah tidak bijak menutupnya bagi siapa yang ingin melakukannya. Waktu membacanya luas, boleh siang apalagi malam dan pada waktu-waktu yang khidmat. Tidak perlu dibatasi waktu tertentu. Pertimbangannnya adalah kesempatan dan kekhidmatan. Membiasakan acara membaca al-Qur’an atau memilih surat-surat tertentu, insya Allah merupakan ’adah shalihah atau tradisi yang baik. Memilih surat tertentu untuk dilazimkan dibaca, bukan karena mensyaratkan atau membatasi, tapi karena lebih menyukainya atau lebih familiar, insya Allah merupakan kabajikan, semoga Allah mempertemukan pembacanya dengan surat yang dicintainya.

Secara umum, merupakan kebijaksanaan dalam da’wah PKS untuk menghidupkan sunnah yang telah ditinggalkan (ihyaul sunnah al mahjurah) dan tradisi Islami yang menyemarakkan syiar Islam sebagai cerminan ketaqwaan.

Melalui Bayan ini kami serukan kepada segenap pecinta kebenaran dengan semangat iman dan keadaban, agar tidak termakan oleh fitnah dan hasutan baik lisan maupun melalui selebaran gelap yang menuduh PKS adalah Wahabi dan Bukan Ahlusunnah Al Jama’ah. ”Berbuat dusta dan menyebarkannya adalah dosa besar” (HR Bukhori)

Hasbunallah wani’mal wakil, wahuwal muwaffiq ila aqwamith thoriq

Jakarta, 21 Syawal 1529/21 Oktober 2008

Dewan Syari’ah Pusat Partai Keadilan Sejahtera

KH. DR. Surahman Hidayat, MA Ketua

(Dikutip Dari Koran Republika dan Pikiran Rakyat, Tgl 23 Oktober 2008)